Bedah Film Tangguh - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
Home Berita Menjaga Kedamaian Kampus Lewat Film ‘Tangguh’
Berita - 07/01/2019

Menjaga Kedamaian Kampus Lewat Film ‘Tangguh’

ALIANSI INDONESIA DAMAI – “Ketika kita meminta maaf, maka kita sudah melakukan langkah untuk perdamaian,” ucap salah seorang peserta dalam Diskusi dan Bedah Film ‘Tangguh’ di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rabu (19/12/18) lalu. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Sosial UNJ dan Mahasiswa Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (MATAN), didukung oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA). Acara ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar semakin bersemangat mengampanyekan perdamaian di lingkungan kampus.

Secara keseluruhan 67 mahasiswa mengikuti Diskusi dan Bedah Film ‘Tangguh’ di Kampus UNJ.  Mereka tampak khidmat menyaksikan kisah korban dan mantan pelaku terorisme yang diangkat ke dalam karya dokumenter ini. Tiga mantan pelaku terorisme yang menjadi pemeran dalam film telah menyadari kekeliruan masa lalunya serta meminta maaf kepada para korban. Kini ketiganya telah meninggalkan dunia kekerasan terorisme dan berbalik menyuarakan pentingnya perdamaian di Indonesia. Para korban pun berbesar hati memaafkan kesalahan mantan pelaku.

Rekonsiliasi yang terjalin di antara korban dan mantan pelaku menjadi ruh dari film ‘Tangguh’ yang diproduksi AIDA pada 2018.

“Saya agak penasaran dengan alurnya. Dalam film mereka langsung bertemu dan berdamai, apa tidak ada konflik antara pelaku dan korban?” Seorang mahasiswa mengungkapkan keingintahuannya usai menonton ‘Tangguh’.

Seorang mahasiswi UNJ yang menjadi fasilitator kegiatan menanggapi pertanyaan tersebut. Dia menjelaskan bahwa langkah AIDA dalam mempertemukan antara korban dan mantan pelaku terorisme merupakan tahapan yang cukup lama, tidak instan.

“Ketika mediasi bukan hal mudah. Dari korban pasti ada perasaan yang tidak enak terhadap mantan pelaku. Mantan pelaku pun tidak punya dalil pembelaan diri karena melihat korban terluka fisik dan psikis. Namun, dari AIDA saya mengamati, ketika maaf terucap, hati menjadi luluh,” kata mahasiswi berkerudung itu. Dia pernah mengikuti Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang diselenggarakan AIDA di Bogor awal Desember 2018.

Foto Bersama Bedah Film Tangguh - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
Foto Bersama Bedah Film Tangguh – Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa lainnya mengaku berutung dapat berkesempatan mengikuti Diskusi dan bedah Film ‘Tangguh’. Dia memahami bahwa generasi muda penting untuk menjaga lingkungannya terbebas dari pemahaman keagamaan yang menyimpang.  “Film ini bagus sekali, membuka pikiran. Bahwa pelaku itu sendiri mengapa dia berperilaku seperti itu karena lingkungan, bisa sahabat atau teman,” kata dia.

Muhammad Syafiq selaku Program Manager AIDA dalam sambutanya menyebutkan bahwa dari film ‘Tangguh’ para mahasiswa diharapkan memahami bahwa pihak-pihak yang sangat berseberangan sekali pun dapat berdamai.

“Pesan utamanya adalah rekonsiliasi. Ini ada dalam Alquran dalam Surat Al-Hujurat ayat sembilan, apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya,” ujarnya. [MSH]