Kasih Ibu Mengalahkan Doktrin Kekerasan

“Doktrin (kekerasan) sekuat apapun, sekeras apapun, yang diberikan kepada kita, itu tidak akan bisa mengalahkan cinta kasih terhadap yang fitrah (cinta kasih ibu) yang diberikan Tuhan langsung kepada kita”

Aliansi Indonesia Damai- Demikian pernyataan mantan pelaku terorisme, Choirul Ihwan saat menceritakan titik balik perjalanan hidupnya dari kekerasan ke jalan perdamaian dalam kegiatan Dialog Interaktif “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang diselenggarakan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) di SMAN 4 Samarinda, Senin (26/8/2024) lalu.

Selain di SMAN 4 Samarinda, AIDA juga menggelar safari kampanye perdamaian di empat sekolah lainnya di Kota Tepian Mahakam yaitu SMAN 7, SMAN 8, SMA Tahfidz Al Izzah, dan SMA Istiqamah Muhammadiyah Samarinda. AIDA menghadirkan narasumber mantan pelaku terorisme dan korban terorisme untuk berbagi kisah hidupnya. Safari kampanye perdamaian ke sekolah-sekolah untuk menanamkan semangat ketangguhan dan pentingnya menjaga perdamaian.

Baca juga Saling Menghargai untuk Menjaga Perdamaian

Choirul menceritakan saat menjalani pelarian di sebuah gunung di Sulawesi Tengah, ia bermimpi tentang ibunya. Mimpi tersebut tak hanya sekali namun selama tiga malam berturut-turut. Ia pun gelisah dan jiwanya bergolak hingga memutuskan untuk turun gunung dan menghubungi keluarganya melalui telp. 

“Saya turun ke kota untuk telp kakak saya, lalu kakak menyampaikan bahwa ibu telah meninggal dunia beberapa jam yang lalu. Mendengar kabar itu seketika saya menangis. Padahal, saya telah meninggalkan rumah dan mengkafirkan ibu berdasarkan ideologi yang saya anut,” tutur Choirul.

Baca juga Pelajar Perlu Mengenali Ciri Ekstremisme

Sejak peristiwa itu, Choirul menyadari bahwa kasih ibunya ternyata begitu kuat pada dirinya. Ia pun mulai menyadari kesalahan dan kekeliruan pemahaman yang diperolehnya dari kelompok ekstrem. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan doktrin kekerasan dan jaringan kelompok ekstrem.

Choirul mengajak para pelajar untuk mencintai orangtuanya. Cinta dan kasih orangtua, menurutnya, bisa saja bentuknya tidak sesuai yang diharapkan anak. Namun orangtua tetap mencintai dan mengasihi anaknya. [ASF]

Baca juga Memilih Circle Perteman yang Damai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *