Opini
Tiga Tahun Merdeka Belajar
Oleh: Siti MurtiningsihDekan Fakultas Filsafat UGM dan Anggota Dewan Pendidikan DI Yogyakarta Apakah program Merdeka Belajar Kampus Merdeka sungguh telah memberikan kemerdekaan bagi mahasiswa, seperti idealnya pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara? Awal 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini, katanya, ”untuk menyiapkan mahasiswa…
Read More »Kritik Batin
Oleh: Agustine DwiputriDosen PTT di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Psikolog Klinis Percakapan dengan diri sendiri dapat membantu menemukan solusi. Suara batin berperan penting dalam memproses pikiran dan perasaan kita. Namun, bagaimana jika suara batin itu terlalu keras mengkritik dan menyalahkan kita? Anna K Schaffner (2020), ahli sejarah kebudayaan yang…
Read More »Transformasi Masyarakat Digital
Oleh: Meuthia Ganie-RochmanSosiolog Organisasi, Universitas Indonesia Digitalisasi sudah menjadi bagian hidup masyarakat di seluruh dunia. Koneksi telepon seluler melebihi jumlah penduduk dunia yang 8 miliar jiwa. Pengguna internet lebih dari 5 miliar dan pengguna media sosial hampir 5 miliar. Di Indonesia, pola yang sama terjadi, yaitu terdapat sekitar 354 juta…
Read More »Inovasi Beragama
Oleh: Aji SofanudinKepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Presiden Joko Widodo belum lama ini membentuk Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Peraturan Presiden No 12 Tahun 2023 tentang Kementerian Agama. Sebelumnya, di beberapa kampus UIN dan…
Read More »Beda Idul Fitri Muhammadiyah dan NU Garis Lucu
Oleh : Nashih NasrullahJurnalis Republika.co.id Suatu saat almarhum KH Slamet Effendy Yusuf, tokoh Nahdlatul Ulama yang duduk sebagai salah satu pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), pernah berkelakar soal bagaimana menyikapi perbedaan Idul Fitri antara ketetapan Muhammadiyah, NU, dan pemerintah. Kelakarnya sederhana, “Bukannya malah enak ada ketupat segar dan lezat dua…
Read More »Jihad Kesantunan Berbahasa Era Demokrasi
Oleh: FaizinDosen Pendidikan Bahasa Indonesia; Kepala Divisi Internasionalisasi Bahasa Universitas Muhammadiyah Malang; Direktur Riset RBC A Malik Fadjar Institute Menyoal penggunaan bahasa seolah bukan urgensi yang harus dibahas di republik ini. Kita hanya ramai menyoalkannya pada saat bulan Oktober sebagai seremoni bulan bahasa semata. Bahkan, kita pesimistis terhadap peran dan…
Read More »Kekerasan Pemuda, Cermin Asuhan Keluarga
Oleh: SyaifudinDosen Sosiologi FIS UNJ Publik saat ini sedang membahas perilaku kekerasan anak pejabat pajak di Jakarta. Dalam video yang tersebar, pemuda itu menghajar korban yang sudah terkapar tidak berdaya. Tindak kekerasan ini lalu menyeret orangtuanya beserta kekayaannya yang fantastis. Pejabat pajak itu dicopot jabatannya dan kini menjalani pemeriksaan Komisi…
Read More »Ramadhan dan Kesalehan Negara
Oleh: Ferdian AndiDirektur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Hukum (Puskpakum) dan Pengajar HTN-HAN di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta Ritual keagamaan selama Ramadhan semestinya menjadi nilai yang menjadi pemandu etik penyelenggara negara dalam menjalankan kewenangannya semata-mata untuk kebaikan publik. Ini upaya konkret meneguhkan kesalehan negara. Bulan Ramadhan menjadi…
Read More »Kekerasan Budaya
Oleh: Idi Subandy IbrahimPeneliti Budaya, Media, dan Komunikasi. Pengajar Pascasarjana Universitas Pasundan. Akhir-akhir ini fenomena kekerasan dan tayangan kekerasan sudah seperti polusi udara panas kehidupan kita memasuki abad ke-21. Sekalipun kekerasan sudah setua peradaban manusia, baru pada pergantian abad ini limpahan visualisasi kekerasan dengan bebas membanjiri ruang privasi seperti lewat…
Read More »Manusia Digital dan Ke(tidak)bebasan
Oleh: Agus SudibyoDosen ATVI Jakarta, Anggota Dewan Penasihat PWI Pusat Kebebasan di antara pilihan-pilihan yang terbatas dan ditentukan secara eksternal sesungguhnya merupakan simulakra kebebasan. Sebuah keadaan di mana kita sepertinya menggenggam kebebasan, tetapi sesungguhnya terbelenggu. Kita memiliki otonomi diri sekaligus tersandera kendali pihak lain. Sudut pandang ini sering jadi titik…
Read More »