Buka Bareng dengan Korban Bom Bali
Dua puluh enam orang korban bom Bali 2002 dan 2005 yang tergabung dalam Isana Dewata, menghadiri kegiatan buka bersama yang digelar oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA) di Resto Pondok Kuring Renon Denpasar Bali, Rabu (22/6/2016). Kegiatan tersebut merupakan kerja sama AIDA dengan Isana Dewata dan Yayasan Penyintas Indonesia (YPI).
Direktur AIDA, Hasibullah Satrawi, mengungkapkan, pihaknya merasa ada beban di hati. Sebab sejak AIDA berdiri pada tahun 2013, setiap bulan Ramadhan selalu menggelar kegiatan buka bersama korban terorisme di Jakarta, namun belum pernah dilakukan di Bali. “Maka sekarang kami mengadakan di Bali, acaranya santai, tidak formal,” ujarnya saat membuka kegiatan.
Dalam kegiatan tersebut, Hasib mensosialisasikan situs aida.or.id yang kontennya fokus pada perjuangan pemenuhan hak-hak korban. Ia meminta para anggota Isana Dewata agar menyumbangkan tulisannya secara sukarela untuk dipublikasikan di situs tersebut. Diharapkan para korban Bom Bali mau berbagi cerita apa pun yang bermanfaat dalam bentuk tulisan. “Tidak selalu tentang kisah hidup, bisa apa saja. Tulisan itu keluar dari pikiran yang terseleksi. Nafas kita boleh berakhir, tapi karya kita tetap hidup,” katanya memotivasi.
Selain website, Hasib juga memaparkan perkembangan advokasi hak-hak korban melalui regulasi, terutama dalam momentum revisi UU No. 15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme di DPR RI. Dikatakannya, dua hal yang paling ditekankan AIDA dalam revisi UU ini adalah adanya jaminan penanganan pemerintah terhadap korban terorisme sejak masa kritis hingga sembuh dan kemudahan prosedur kompensasi korban.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua YPI Sucipto Hari Wibowo, memperkenalkan YPI secara kelembagaan kepada para anggota Isana Dewata. Mas Cip, demikian Sucipto akrab disapa, merupakan korban Bom Kuningan 2004. Pada awal tahun 2016, ia mendapatkan mandat sebagai ketua YPI. Diungkapkannya, organisasi yang dipimpinnya, berdiri pada tahun 2013, menggabungkan tiga elemen, yaitu Isana Dewata (wadah korban Bom Bali), Yayasan 58 (wadah korban Bom Marriot Jakarta), dan Forum Kuningan (wadah korban Bom Kuningan).
“Kami bekerja sama dengan AIDA untuk program kampanye perdamaian di sekolah, dialog dengan narapidana terorisme di Lapas, dan lainnya. Kami juga berjuang terus untuk mendapatkan hak-hak korban,” ucapnya.
Sementara Ketua Isana Dewata, Ni Luh Erniyati, mengaku bahagia dapat berkumpul dengan tim AIDA dan rekan-rekannya sesama korban Bom Bali. Dia mengucapkan terima kasih kepada AIDA yang setia mendampingi Isana Dewata. Pihaknya berkomitmen akan mengikuti program-program AIDA lebih baik. Dalam hematnya, program-program tersebut selain bermanfaat kepada khalayak luas juga mengurangi beban batin para korban “Semoga pertemuan ini membuat kita semua semakin tangguh dan saling menguatkan,” katanya memungkasi.