Suara Korban
Kisah 1 Oktober 2005
Oleh Ni Wayan Ani, korban ledakan bom di Pantai Jimbaran pada 1 Oktober 2005 atau sering disebut aksi teror Bom Bali II. Dia bekerja di salah satu rumah makan tepi Pantai Jimbaran yang setiap malam ramai dikunjungi wisatawan. Dia ungkapkan kesaksiannya saat mengalami peristiwa itu melalui sudut pandangnya sendiri. Artikel…
Read More »Bangkit dari Keterpurukan
Artikel ini pernah dimuat Newsletter SUARA PERDAMAIAN Edisi XXXVI, April 2023 Terima kasih kepada AIDA yang telah memberikan kesempatan, khususnya kepada saya, untuk bisa bergabung dalam Tim Perdamaian di Balikpapan selama 7 hari. Banyak pelajaran yang bisa saya dapatkan, terutama kesempatan untuk saling sharing pengalaman dan saling menguatkan antarkorban. Bahkan…
Read More »Cukup Kami
Artikel ini dimuat Newsletter SUARA PERDAMAIAN Edisi XLIV Juli 2025 Kami adalah anak dari almarhum I Ketut Sumerawat, salah satu korban yang gugur pada tragedi Bom Bali 12 Oktober 2002. Saat itu kami masih sangat kecil, terlalu kecil untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Yang kami tahu hanyalah, sejak hari…
Read More »Refleksi 20 Tahun Bom Kuningan dari Putri Penyintas
Dua puluh tahun sudah berlalu sejak bom mengguncang Kuningan, Jakarta, pada 9 September 2004. Bagi kebanyakan orang, itu cuma jadi bagian kelam sejarah teror di Indonesia. Tapi buat saya, Bom Kuningan itu sesuatu yang personal. Waktu itu, saya masih balita, baru dua tahun, dan ibu saya salah satu yang jadi…
Read More »Bayu di Kota Bima
Artikel ini pernah dimuat Newsletter SUARA PERDAMAIAN Edisi XLIII Januari 2025 MASYA ALLAH adalah kata pertama yang saya ucapkan saat mendarat di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat Juli 2024. Saya berkesempatan untuk berkegiatan bersama AIDA dalam rangka kampanye perdamaian di beberapa sekolah di wilayah berjuluk Kota Tepian Air itu. Kegiatan…
Read More »Hikmah dari Musibah Bom
Oleh Fitri Supriati, Korban bom Kedutaan Besar Australia Jakarta, 9 September 2004 Artikel ini pernah terbit di Newsletter SUARA PERDAMAIAN Edisi XVI April 2018 Pagi itu, 9 September 2004, kami bergegas menuju ibu kota, tepatnya Gedung Bina Karsa Kuningan, Jakarta. Saat itu saya dan suami bergegas pergi pagi-pagi dari rumah…
Read More »Rahasia Tuhan
Oleh Nyoman Rencini, Janda Korban Bom Bali 2002 Nama saya Nyoman Rencini. Saya keluarga korban Bom Bali I yang terjadi 12 Oktober 2002 di Legian. Suami saya, Ketut Sumerawat, meninggal dunia menjadi korban tragedi tersebut. Kami dikaruniai tiga anak, sekarang sudah besar-besar. Saya ingin menceritakan perasaan dan pikiran saya sebagai…
Read More »Suara Hati Seorang Penyintas
Oleh Anggun Kartika* Bom telah meledak Begitu keras dan bising Menghancurkan segalanya Menghunjam banyak orang tidak berdosa Baca juga Meresapi Hikmah di Balik Musibah Kita merasa tersakiti Di saat negara ini sedang damai Inikah corak antiperdamaian? Ataukah dilema arti perbedaan? Baca juga OH…TUHAN Bukankah dunia milik bersama? Bukankah hidup mencari bahagia? Mereka…
Read More »OH…TUHAN
Oleh Syamsi Fahrul Tulisan ini pernah dimuat Newsletter Suara Perdamaian Edisi XXXVII Juli 2023 Pagi mulai menjelang Tak satu pun firasat yang datang Seketika dentuman terngiang-ngiang Ragaku terhempas terpelentang Luka menganga darah mengalir Jiwa terasa kaku tak mampu berfikir Baca juga Korban Bom: Saya dan Anak-anak Telah Memaafkan Pelaku Oh… Tuhan…
Read More »“Tak Hanya Diriku, Dirimu pun Bisa …”
Oleh Dwi Siti Rhomdoni, penyintas Bom Thamrin 2016 Di tengah hiruk pikuk Jakarta, Kamis 14 Januari 2016 pagi, batin ini bertanya, “Ya Allah, ada apa ini, gempa bukan, ya?” Terdengar ledakan keras sampai menggetarkan lantai yang kupijak di dalam sebuah kedai kopi di Jl. MH Thamrin. Waktu itu aku dan…
Read More »










