Suara Korban
Merajut Hubungan Menggenggam Harapan (Bag. 2-Terakhir)
Aliansi Indonesia Damai- Suwarni berupaya menjalani hari demi hari tanpa mengeluh. Secara perlahan ia berada di fase belajar untuk menerima luka fisik dengan segala dampaknya dan mulai bisa mengontrol kapasitas diri atas aktivitas yang dijalani. Suwarni menyadari betul bahwa karya Tuhan jauh lebih sempurna mau bagaimana pun bentuknya, dibandingkan dengan…
Read More »Merajut Hubungan Menggenggam Harapan (Bag. 1)
Aliansi indonesia Damai- “Saya sekarang agak tenang, Mbak, karena bisa kenal banyak teman–teman korban lewat YPI (Yayasan Penyintas Indonesia). Dulu saya takut kalau tiba–tiba otot di tangan saya putus, terus tangan saya gak bisa di-pake gerak lagi. Saya bingung harus gimana dan menghubungi siapa.” Sepenggal kalimat tersebut diutarakan oleh Suwarni…
Read More »Meresapi Hikmah di Balik Musibah
Aliansi Indonesia Damai- Sebuah tragedi besar pernah menimpa Syamsi Fahrul 19 tahun silam. Pria kelahiran Jakarta itu menjadi salah satu korban serangan teror bom di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada 9 September 2004. Peristiwa yang kerap disebut Bom Kuningan ini menambah catatan luka bagi…
Read More »Trauma dan Rasa Sakitnya
Aliansi Indonesia Damai- Jika ada pena dan tinta yang mampu menggambarkan luka batin maka mata pun tidak akan sanggup melihatnya. Jika ada obat yang bisa diresepkan untuk menyembuhkannya, entah sebanyak dan selama apa obat itu mesti dikonsumsi. Menatap luka batin bak melihat luka fisik tanpa bisa menyentuhnya atau seperti menyaksikan…
Read More »Melawan Ketakutan demi Masa Depan
Aliansi Indonesia Damai- “Saya melihat api terlihat di mana-mana. Kurang lebih 10-15 menit saya dalam timbunan reruntuhan akibat ledakan. Saya bisa sadar karena mendengar suara rekan. Saat melihat di sekitar, banyak mayat dan suara minta tolong.” Arnol, penyintas Bom Bali 2002, menuturkan pengalaman tragisnya 20 tahun silam dalam salah satu…
Read More »Kesabaran Tak Bertepi Penyintas Bom
Aliansi Indonesia Damai- Tidak mudah, kata yang tepat menggambarkan perjalanan sosok perempuan asli Jakarta ini. Yuni Arsih, anak pertama dari 6 bersaudara. Ia memulai karir di tahun 1997 sebagai karyawan supermarket. Tempat kerja yang mempertemukan Yuni dengan Suryadi. Kala itu Yuni masih 19 tahun, sementara Suryadi 27 tahun. Perbedaan usia yang…
Read More »Keikhlasan Meredakan Derita (Bag. Terakhir)
Budijono berhasil berdamai dengan diri sendiri dan memaafkan pelaku. Tidak cukup sampai di situ, Budijono melakukan hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan. Dia memberikan beasiswa kepada anak mantan narapidana teroris. Tentu ini merupakan suatu hal yang cukup mengherankan. Bagaimana bisa seseorang yang telah menderita karena aksi teroris, justru mengayomi anak…
Read More »Keikhlasan Meredakan Derita (Bag. 2)
Upaya Budijono untuk mencari pengobatan ternyata juga tak mudah. Ia dilarikan ke RS Queen Latifa yang lokasinya tak jauh dari gereja. Tetapi sesampainya di sana, pihak rumah sakit menyatakan tidak sanggup menangani cedera Budijono. Artinya luka Budijono memang sangat parah. Ia dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar, yaitu RS…
Read More »Keikhlasan Meredakan Derita (Bag. 1)
Aliansi Indonesia Damai- Budijono, pria asli Surabaya, memilih menetap di Yogyakarta. Alasannya sederhana. Dalam benaknya, Yogyakarta adalah kota yang damai. Yogyakarta adalah tempat yang menerima dan menghargai keberagamaan. Kebetulan, Budijono adalah pemeluk Katolik. Keramahan yang Yogyakarta tawarkan tentu bisa memberikan keleluasaan dalam beribadah. Begitu pikirnya. Citra Yogyakarta sebagai kota yang ramah…
Read More »Pasang Surut Kehidupan Penyintas
Aliansi Indonesia Damai- Para korban yang terkena dampak serangan terorisme banyak yang mengalami kesakitan dan penderitaan berkepanjangan. Tidak hanya secara fisik tetapi juga mental dan bahkan ekonomi. Menjalani hidup dengan keterbatasan-keterbatasan tentu bukanlah perkara yang mudah. Mereka melewati pasang surut pemulihan diri. Meski demikian, mereka punya harapan untuk hidup bahagia…
Read More »