Kepala SMK Diponegoro Surabaya: Hati-Hati Cuci Otak Ekstremisme
Aliansi Indonesia Damai- Kepala SMK Diponegoro Surabaya, Fuad Najib, mengapresiasi AIDA yang telah mengunjungi sekolahnya untuk mengampanyekan perdamaian dan menebarkan spirit ketangguhan kepada anak-anak didiknya. Ia menyoroti pentingnya generasi remaja untuk memiliki daya kebal terhadap upaya brainwashing (cuci otak) dari kelompok ektremis yang mengatasnamakan agama.
Fuad menuturkan, sekitar tahun 2014 ia mengajar di salah satu lembaga pendidikan Bahasa Arab di Kota Pahlawan. Salah satu alumni lembaga tersebut lantas diberitakan menghilang di Turki usai menunaikan ibadah umrah pada pertengahan 2015. Belakangan diketahui mantan muridnya tersebut telah bergabung dengan ISIS di Suriah bersama suaminya. “Padahal itu anaknya sering guyon, bercanda, nggak ada perilaku atau tampang teroris,” ujarnya.
Baca juga Membentuk Karakter Pelajar di SMA Trimurti Surabaya
Usai beredar kabar hilangnya mantan muridnya tersebut, Fuad sempat bersilaturahmi ke rumah yang bersangkutan. Keluarganya mengungkapkan bahwa putrinya mengalami banyak perubahan pemikiran setelah beberapa bulan menikah. “Ternyata anak yang kita anggap tidak mungkin terjamah paham teroris, otaknya di-brainwashing, ternyata bisa terpengaruh. Teroris itu cara pendekatannya sangat soft sekali,” katanya.
Dari pengalaman personalnya itu, Fuad mewanti-wanti anak-anak didiknya agar lebih berhati-hati dalam setiap menerima informasi yang belum dipastikan kebenarannya, apalagi jika ada ajakan-ajakan untuk melakukan aksi yang jelas-jelas melanggar hukum.
Baca juga Mensyukuri Nikmat Kedamaian
AIDA menggelar “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” di SMK Diponegoro Surabaya pada akhir Mei 2023. Puluhan siswa sekolah tersebut diajak untuk menggali pembelajaran berharga dari lika-liku kisah hidup dua pihak, yakni korban aksi teror bom serta mantan pelaku tindak pidana terorisme yang telah bertobat.
Para penyintas terorisme berhasil bangkit dari keterpurukan akibat peristiwa terorisme dan berdamai dengan kenyataan. Sementara mantan pelaku menunjukkan ketangguhan dengan pertobatannya dari jalan ekstremisme kekerasan. Kedua pihak kini bahu-membahu mengampanyekan perdamaian dan semangat ketangguhan kepada khalayak luas demi kemaslahatan bersama. [MSY-VLD]
Baca juga Pelajar Promotor Perdamaian Indonesia