Memahami Ayat Kauniyah di Balik Perubahan Zaman
Aliansi Indonesia Damai- Sosiolog Universitas Indonesia, Imam B. Prasodjo mengajak para tokoh agama dari pelbagai organisasi keagamaan Islam di pulau Lombok untuk memahami ayat kauniyah yang berbunyi Inna fi khalqis samawati wal ardhi, wakhtilaafil laili wan nahaar la ayatil li ulil albab “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
Menurut Imam dalam penciptaan langit dan bumi, Allah SWT menyisipkan tanda-tanda (pembelajaran) bagi orang-orang yang berakal. “Mari kita pahami ayat kauniyah dalam menghadapi perubahan zaman,” ujar Imam dalam kegiatan Halaqah Alim Ulama “Menguatkan Ukhuwah Melalui Pendekatan ‘Ibroh” di Mataram, Nusa Tenggara Barat akhir Mei lalu.
Halaqah tersebut diselenggarakan AIDA bekerja sama dengan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA). Sekitar seratus tokoh agama dari pelbagai organisasi keagamaan Islam di pulau Lombok menghadiri kegiatan tersebut. Kegiatan menghadirkan sejumlah narasumber yaitu mantan pelaku terorisme yang telah bertobat, korban terorisme, sosiolog, akademisi, dan direktur AIDA.
Ia mengatakan manusia berkeinginan untuk mendapatkan kemakmuran sehingga berlomba melakukan dan menciptakan inovasi. Namun sayangnya, kata dia, tidak jarang dalam proses perlombaan tersebut manusia terseret dalam konflik antar sesama.
“Saat ini manusia lebih bertindak sebagai pengontrol alam. Padahal dahulu manusia begitu menyatu dengan alam, mengolah hasil alam dan berburu untuk kebutuhan hidupnya,” tutur dia.
Menurut dia peradaban manusia terus berevolusi, kini berada pada era jejaring. Di era jejaring, seseorang selain bisa berkomunikasi dengan yang berjarak jauh, tapi juga bisa mengakses informasi dari sumber manapun.
“Seiring dengan majunya peradaban manusia, muncul teknologi informasi yang mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mempermudah kehidupan mereka. Saat ini setiap orang mampu berinteraksi tanpa batas,” ujarnya.
Namun Imam mengingatkan kemajuan peradaban manusia juga memiliki dampak negatif yang perlu diwaspadai. Misalnya, ia mencontohkan, peradaban industri bisa saja justru menjadi penyebab kiamat bagi umat manusia. “Peradaban industri telah menciptakan pencemaran lingkungan dan pemanasan global yang lambat laun akan menggerogoti kelangsungan makhluk hidup di masa depan. Krisis lingkungan bisa saja akan memicu konflik di masa depan. Orang tidak lagi berkonflik karena agama, tapi berkonflik karena berebut air,” tutur Imam mengingatkan.
Saat ini, kata dia, kemajuan peradaban sudah mulai menunjukkan dampak negatif bagi struktur sosial. Menurutnya dunia saat ini terbelah menjadi masyarakat maju dan masyarakat tertinggal. Mereka yang tertinggal adalah yang tidak mampu dengan cepat beradaptasi terhadap modernisasi. Sementara mereka yang maju adalah yang mampu menguasai teknologi. “Manusia harus mampu mengantisipasi perubahan itu dengan cara berdamai dengannya,” pungkasnya. [FAH]