12/12/2024

Mahasiswa Harus Mampu Menerangi Kegelapan

Aliansi Indonesia Damai- Sosiolog Universitas Indonesia Imam B Prasodjo mengajak mahasiswa untuk tidak hanya mengutuk kegelapan namun mampu meneranginya. Menurutnya, jika melihat kondisi atau keadaan bangsa yang buruk, hendaknya mahasiswa mampu melakukan aksi nyata untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Jika kalian melihat kondisi atau keadaan yang buruk jangan hanya mengutuk tanpa bisa melakukan apa pun yang berguna bagi orang lain. Oleh karena itu, penting untuk melakukan perubahan dengan aksi nyata,” ujar Imam dalam kegiatan Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa di Kota Bandung, pertengahan November lalu.

Pelatihan yang diselenggarakan AIDA ini diikuti puluhan mahasiswa dari sejumlah universitas di Bandung raya. Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari Seminar Sehari, “Halaqah Perdamaian: Belajar dari Kisah Korban dan Mantan Pelaku Terorisme” yang diselenggarakan sebulan sebelumnya. Kegiatan dua hari tersebut dimaksudkan sebagai ajang pemompaan semangat aktivisme dan intelektualisme mahasiswa dalam melestarikan perdamaian.

Imam mencontohkan sosok yang tak hanya mengutuk kegelapan namun juga mampu meneranginya yaitu Muhammad Yunus, peraih nobel perdamaian 2006. Yunus, kata dia, pernah mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Setelah lulus ia kembali ke negaranya dan menemukan banyak masyarakat miskin akibat jeratan hutang rentenir. Yunus menyebut kondisi tersebut dengan kekerasan psikologi. 

“Yunus lalu menggagas dan mendirikan Bank Grameen untuk orang miskin dengan cicilan ringan guna membantu masyarakat di daerahnya. Akhirnya program ini berhasil membebaskan warga miskin dari jeratan para rentenir,” tutur Imam.

Menurut Imam, di Indonesia banyak sosok seperti Yunus, namun masalahnya banyak yang tidak percaya diri untuk melakukan perubahan. Ia pun mengajak mahasiswa untuk merenung dan berpikir terhadap beragam kejadian di alam semesta atau di sekelilingnya untuk diambil pembelajarannya.

“Ayat-ayat kauniyah tidak kalah penting dari ayat qauliyah. Misalnya permasalahan sampah di Bandung, kita mengamati masyarakat Bandung hidupnya tidak bersih dan tidak tertib, sehingga harus dicari solusi agar bisa terpecahkan masalah tersebut,” ungkap Imam.

Imam lantas mengutip Charles Darwin bahwa yang terpenting bukanlah orang yang paling kuat atau paling pintar, tapi yang bisa beradaptasi terhadap perubahan. [F]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *