Merawat Kemerdekaan
Oleh Akhwani Subkhi, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Agustus menjadi bulan istimewa bagi bangsa Indonesia. Di bulan ini, Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya. Pada 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia sah berdaulat sebagai sebuah negara.
Kemerdekaan Indonesia bukan pemberian maupun hadiah dari penjajah, melainkan diraih atas perjuangan dan pengorbanan jiwa, raga dan harta para pejuang. Tak terhitung jumlah para pejuang yang gugur di medan pertempuran untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Di antara mereka berasal dari kalangan muslim.
Baca juga Pahlawan, Maafkanlah Kami
Banyak pejuang muslim yang turut serta berjuang meraih kemerdekaan. Beberapa tokoh muslim yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia antara lain Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, Haji Agus Salim, HOS Cokroaminoto, Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, dan Muhammad Natsir.
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, tokoh-tokoh Islam memainkan peran yang sangat penting. Sejak masa penjajahan, banyak ulama dan pemimpin Islam yang berani mengangkat senjata dan memimpin perlawanan demi mempertahankan tanah air dari cengkeraman penjajah.
Para pejuang tidak hanya berjuang secara fisik, tetapi juga membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia. Peran penting mereka membuatnya dihormati dan dikenang sebagai pahlawan nasional yang kontribusinya tidak dapat dipisahkan dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Perjuangan para pejuang telah usai dengan mengusir penjajah dan meraih kemerdekaan. Kini kemerdekaan yang telah diraih harus diisi dan dirawat oleh generasi penerus bangsa.
Baca juga Politik Identitas Keindonesiaan
Perjuangan generasi saat ini dan seterusnya bukan lagi untuk melawan dan mengusir penjajah melainkan mengisi dan merawat kemerdekaan dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Namun sayangnya cita-cita kemerdekaan belum sepenuhnya terwujud. Saat ini masih banyak warga negara yang hidupnya belum sejahtera dan hidup dalam garis kemiskinan. Masyarakat yang menganggur pun tak kalah sedikit jumlahnya. Peredaran dan penyalahgunaan narkoba juga tak kunjung berkurang. Masyarakat yang belum tercerdaskan dan berpendidikan pun jumlahnya masih banyak.
Tantangan lainnya yang dihadapi saat ini adalah ideologi ekstremisme-terorisme. Sebagian warga negara kita telah terjangkit paham tersebut, bahkan rela mengorbankan diri dengan bom bunuh diri maupun melakukan tindak pidana lainnya. Tak sedikit diantara mereka yang tewas ditangan aparat dan ribuan orang lainnya mendekam dibalik jerusi besi. Ancaman ideologi ekstremisme-terorisme nyata adanya. Ideologi tersebut tak hanya bertentangan dengan ideologi negara melainkan juga menjadi ancaman terhadap manusia dan kemanusiaan.
Baca juga Tragedi Terorisme Luka Bangsa Indonesia
Ada ungkapan “menjaga kemerdekaan lebih berat daripada meraih kemerdekaan”. Karena itu, merawat kemerdekaan adalah sebuah proses dan upaya yang terus berlanjut tanpa henti sepanjang perjalanan bangsa ini. Dari generasi ke generasi harus berkesinambungan membangun negeri.
Tahun ini, kemerdekaan Indonesia berusia 80 tahun. Semua anak bangsa harus terus mengisi dan merawat kemerdekaan dengan mencintai tanah air dengan beragam cara seperti menjaga persatuan dan kesatuan, menjaga perdamaian, keamanan dan ketertiban, membangun dan memajukan negara, dan menjadi warga negara yang baik. Dalam Islam, mencintai tanah air (hubbul wathan) adalah bagian dari iman dan fitrah manusia. Islam menganjurkan umatnya untuk mencintai tanah airnya sepanjang tidak bertentangan dengan nilai maupun ajaran Islam.
Merawat kemerdekaan adalah tanggung jawab seluruh generasi atau seluruh anak bangsa termasuk umat Muslim, apalagi negeri ini sebagian besar penduduknya beragama Islam. Karena itu, umat Muslim punya tanggung jawab besar dalam mengisi dan merawat kemerdekaan negeri ini sehingga bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Sebaliknya, umat Muslim jangan sampai berbuat destruktif bagi negeri ini. Mari kita rawat Indonesia tercinta untuk kebaikan bersama.
Dirgahayu Indonesia ke-80, Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju.