Kisah Nabi Jadi Inspirasi untuk Memaafkan
Aliansi Indonesia Damai – Salah seorang korban aksi kekerasan teror bom di depan Kedutaan Besar Australia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan tahun 2004, Joshua Ramos, menyerukan kepada generasi muda agar senantiasa menjaga perdamaian dan memaafkan. Joshua menyampaikan pesannya saat berbagi kisah dalam kegiatan Dialog Interaktif bertema ‘Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh’ yang diprakarsai Aliansi Indonesia Damai (AIDA) di SMAN 3 Serang, Banten, Selasa (29/1/2019).
Lima puluh siswa-siswi SMAN 3 Serang dengan seksama menyimak kisah ketangguhan Joshua yang bangkit dari musibah, dan memilih menjadi duta perdamaian.
Ayah tiga anak itu mengisahkan, saat aksi teror terjadi, ia tengah bertugas sebagai satuan sekuriti di Kedutaan Besar Australia. Tiba-tiba ledakan sangat keras terjadi, menghempaskan dirinya serta rekan-rekan kerjanya. Asap putih pekat seketika menyelimuti lokasi kejadian. Beberapa menit setelah asap menghilang, ia bergegas bangkit kemudian menolong koleganya yang jatuh terluka. Ia memapah seorang temannya sampai ke Rumah Sakit MMC yang berjarak sekitar 50 meter dari Kedutaan.
Usai menolong seorang rekan ia bermaksud untuk kembali ke tempat kerjanya, memberi pertolongan kepada korban-korban lainnya. Saat itulah ia merasakan sakit di kakinya. Ternyata, tanpa ia sadar lututnya terluka, terkena serpihan bom. Ia pun akhirnya mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Ia bersyukur setelah dirawat selama beberapa waktu kondisi kesehatannya berangsur membaik dan bisa kembali beraktivitas.

Laporan Tempo menyatakan aksi teror Bom Kuningan 2004 mengakibatkan 14 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka.
Joshua mengatakan bahwa perjuangannya untuk bangkit dari musibah yang dialami tidaklah mudah. Ia tak habis pikir begitu kejinya perbuatan para pelaku teror bom yang menimbulkan kesengsaraan bagi banyak orang yang sedang bekerja mencari nafkah. Seiring waktu ia dapat meredam kebencian dan amarah di hati.
Ia mengatakan bahwa kisah Nabi Muhammad Saw. yang berdakwah dengan lembut, bahkan tidak membalas keburukan yang ditimpakan oleh orang lain, dan justru malah memaafkan, menjadi salah satu inspirasinya untuk memaafkan orang-orang yang pernah berbuat jahat kepadanya.
Dalam kegiatan Dialog Interaktif di SMAN 3 Serang, Joshua dipertemukan dengan Kurnia Widodo, seorang mantan narapidana kasus terorisme yang telah bertobat. Dalam kegiatan itu Kurnia meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya Joshua selaku korban aksi teror, lantaran pernah terlibat dengan jaringan kelompok teroris.
“Saya membaca kisah-kisah Nabi, ketika diperlakukan tidak baik oleh orang-orang, Nabi tidak membalasnya, bahkan memaafkan. Untuk itulah saya sudah memaafkan baik pelaku maupun mantan pelaku jauh sebelum Pak Kurnia meminta maaf,” ujar Joshua.
Ia menambahkan bahwa dukungan dari keluarga juga berperan besar untuk mendorongnya bangkit dari musibah Bom Kuningan. “Berkat dorongan dari keluarga, saya bisa bangkit dari musibah, dan kini aktif mengampanyekan pesan dan gerakan positif di tengah masyarakat, ” jelasnya.
Joshua juga mengajak para siswa peserta Dialog Interaktif di SMAN 3 Serang untuk selalu menjaga perdamaian di Tanah Air. Hematnya, tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah, sehingga bijaknya setiap orang bisa memaafkan kesalahan orang lain. Ia juga menegaskan untuk tidak membalas kekerasan dengan kekerasan lainnya. [FS]