Silahturahmi Penyintas, Mengenang 2 Tahun Bom Kampung Melayu
Aliansi Indonesia Damai (AIDA) bekerja sama dengan Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) menyelenggarakan Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama di Jakarta, Sabtu (25/5/2019). Kegiatan tersebut diselenggarakan sekaligus untuk mengenang para korban dari tragedi serangan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur yang terjadi dua tahun sebelumnya. Acara ini dihadiri sekitar 70 orang yang terdiri dari para penyintas terorisme beserta keluarganya.
Selain komunitas korban Bom Kampung Melayu, para hadirin berasal dari komunitas korban Bom Kuningan 2004 serta korban Bom Thamrin 2016. Ketua YPI, Sucipti Hari Wibowo, mengatakan bahwa sebenarnya perwakilan komunitas korban Bom Bali 2002 berencana untuk hadir, namun karena satu dan lain hal terpaksa membatalkan.
Para hadirin saling sapa dan berbaur, baik dengan sesama penyintas maupun dengan staf AIDA di sebuah ruangan Hotel Sahati di Jl. Taman Margasatwa Jakarta Selatan dalam acara tersebut. Sebagian mereka tampak menjalin obrolan panjang, sementara sebagian yang lain saling bersalaman sekadar menanyakan kabar lantaran sudah cukup lama tak bersua. Kehadiran anak-anak dari para penyintas menambah suasana acara sore itu menjadi ramai.
Sekitar dua jam sebelum waktu berbuka puasa tiba, acara dimulai. Mengawali kegiatan, Deputi Direktur AIDA, Laode Arham, mengenalkan para staf serta menyosialisasikan berbagai program dan kegiatan AIDA. Setelah itu, dilanjutkan dengan penyampaian testimoni beberapa penyintas yang pernah mengikuti kegiatan kampanye perdamaian bersama AIDA.
Iswanto, seorang penyintas Bom Kuningan tahun 2004, menceritakan pengalamannya untuk menguatkan sesama korban terorisme. Menurutnya, ada tiga hal yang penting dilakukan penyintas agar menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan. “Berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan apa keluarga, dan juga berdamai kepada pihak eksternal adalah bentuk penguatan,” ujarnya.
Penyintas Bom Thamrin 2016, Dwi Siti Rhomdoni, juga memberikan testimoni dalam kegiatan. Ia mengajak kepada para penyintas untuk terus berpikir positif sehingga bisa melampaui rasa sakit dan menjalani kehidupan dengan baik. Seorang perwakilan korban Bom Kampung Melayu, Susi Afitriyani, juga diminta untuk menyampaikan kesan setelah mengikuti kegiatan kampanye perdamaian yang diinisiasi AIDA.
Direktur AIDA, Hasibullah Satrawi, menambahkan pengantar sebelum penutupan. Ia mengatakan, dari acara silahturahmi ini, ada dua poin yang penting dipelajari semua pihak kisah para korban. Dua poin itu yakni melatih diri untuk mengatakan cukup, dan belajar untuk memberi. Cukup dalam konteks ini adalah keyakinan bahwa Tuhan pasti mencukupkan kebutuhan semua hamba. Kecukupan adalah sebuah kunci untuk menjadi pribadi yang selalu bersyukur. Kecukupan dalam hal ini juga bisa dimaknai bahwa segala macam keburukan, seperti aksi kekerasan terorisme yang menimpa para korban, harus dihentikan.
Kedua, lanjut Hasibullah, dari korban masyarakat bisa belajar untuk memberi. Korban memiliki potensi besar untuk membangun perdamaian. Korban bisa memberikan cerita hidupnya untuk menginspirasi orang lain agar tidak melakukan apa yang sudah dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. “Tapi tidak semua orang bisa memberi karena harus ada kepedulian untuk sesama. Selalu bersyukur dan peduli akan sesama adalah kunci untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” katanya.
Waktu berbuka puasa pun tiba. Dengan mengucapkan doa berbuka puasa, Hisbullah mengajak para hadirin untuk menyantap hidangan berbuka pada kesempatan tersebut. Usai berbuka, secara bergiliran sebagian penyintas melakukan salat berjamaah di musala.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan permainan tebak kata yang sudah disiapkan panitia. Lima hadirin diminta maju ke depan untuk menjadi penebak, dan seluruh audiens sisanya bertindak sebagai peraga. Permainan berlangsung dengan penuh keceriaan. Setelah permainan selesai, yang bisa menebak jawaban dengan betul diberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi.
Bukan hanya orang dewasa yang ikut dalam memeriahkan acara ini, tapi anak-anak juga turut andil dalam kuis. Pertanyaan yang diajukan sangat mudah dan sangat lucu sehingga anak-anak terhibur. Tak lupa juga untuk memberikan apresiasi untuk mereka, panitia memberikan hadiah. Setelah menyelesaikan acara yang begitu padat, acara silahturahmi diakhiri dengan doa serta foto bersama. Para penyintas dan keluarga pulang dengan raut muka yang bahagia.
Secara terpisah, sebelum Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama dimulai, Direktur AIDA, Hasibulah Satrawi, dan jajaran pengurus YPI melakukan dialog dengan lima orang korban Bom Kampung Melayu 2017. Pertemuan itu membahas sejumlah hal terkait advokasi hak-hak korban. [NOV]