Surat Terbuka dari Penyintas
Dear terrorist,
Hari ini tanggal 14/1/2016 kamu mencoba menyebarkan benih-benih kebencian dan ketakutan terhadap orang-orang yang ada di bumi tercinta ini. Perbuatanmu mungkin bagimu adalah suatu kebenaran dan kebanggaan, tanpa kamu sadari bahwa kamu telah menyakiti sesama manusia. Apa pun alasanmu, bagiku kau adalah pengecut. Tapi perlu engkau ingat bahwa hari ini juga aku akan semakin kuat melawanmu. Caraku melawanmu bukan dengan sikap pengecut, menyerang orang-orang yang tidak berdosa, namun dengan cara yang penuh kedamaian, karena damai itu adalah inti dari ajaran agamaku.
Aku akan melawanmu dengan menyebarkan kedamaian kepada semua orang dan mengajak mereka untuk selalu membuat hidup ini menjadi lebih damai, karena aku sadar bahwa kekerasan tidak akan bisa dibalas dengan kekerasan dan ketidakadilan tidak akan bisa dibalas dengan ketidakadilan baru. Insyaallah benih perdamaian akan muncul dari seluruh umat manusia sehingga kamu akan musnah dengan sendirinya, karena tidak ada lagi orang yang bisa engkau ajak untuk menjadi sekutumu. Aku akan menciptakan duta-duta perdamaian baru sehingga perdamaian akan menjadi idaman semua orang sebagaimana mestinya.
Salam, Ambassador of peace
Sudirman A. Thalib
*Surat terbuka iniditulis oleh Sudirman A. Thalib, seorang korban aksi teror di Kedutaan Besar Australia 9 September 2004. Sesaat setelah tragedy Bom Thamrin 14 Januari 2016 terjadi, dia menulis surat tersebut dan mengunggahnya ke media sosial.