Home Suara Korban Jeritan Hati
Suara Korban - 28/04/2016

Jeritan Hati

Jangan biarkan damai ini pergi

Jangan biarkan semua berlalu

Saat aksi terror merajalela

Nyawa seakan tak berharga

Tak akan pernah kulupa

Balitaku bertanya

Mama kenapa ayah gak pulang pulang?

Seorang anak bertanya pada ayahnya

Papa .. mama meninggal karena bom ya?

 

 

 

Hanya pelukan dan air mata yang bias kami lakukan waktu itu

Bagaimana hati kami tak teriris

Melihat saudara kami

Kehilangan bola matanya

Kehilangan sepasang kakinya

Pendengarannya…

Sekujur tubuh terbakar

Penderitaan yang takkan usai seumur hdup mereka

Wahai penebar lara

Inikah jihadmu??

Inikah surge yang kamu rindukan??

Tentu saja tidak!!

Tak akan pernah kezaliman berujung kebaikan

Semakin keras aksimu

Tak akan lelah kami suarakan

Perdamaian

Satu jiwa kami bersama

Satu rasa kami melangkah

Melawan benih kebencian dengan menabur

Virus-virus cinta

Damai negeriku

Damai Indonesiaku

Kami semua cinta damai..

……

Dps, 23 Januari 2016

Puisi “Jeritan Hati” ini ditulis oleh Ibu  Endang Isnanik, beberapa hari setelah peristiwa Bom Thamrin terjadi. Puisi ini adalah wujud dari keprihatinannya yang mendalam terhadap aksi teror yang mengakibatkan orang-orang tak bersalah menjadi korban. Seperti yang pernah ia alami 14 tahun yang lalu, kehilangan suami tercintanya (alm) Aris Munandar, yang menjadi korban Bom Bali 2002. Sepeninggal suaminya, ia berupaya tegar serta tawakal dalam setiap langkah hidupnya. Dan bangkit menggantikan peran suami membesarkan ketiga putranya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *