Kisah Korban Sentuh Empati Bintang Sepakbola
Saffie Rose Roussos (8) adalah satu dari sekian ribu penonton yang tengah bersuka cita menikmati malam konser Ariana Grande di Manchester Inggris, 22 Mei lalu. Tak ada yang mengira konser penyanyi idolanya malam itu menjadi hiburan terakhir bagi gadis belia itu.
Dia menjadi yang termuda di antara 22 korban tewas tragedi serangan teror Bom Manchester. Dia datang ke konser bersama ibu, Lisa Roussos (38), dan kakak perempuannya Ashlee Bromwich. Keduanya dirawat intensif di rumah sakit setelah mengalami kritis. Selain keluarga Roussos, lebih dari seratus lainnya terluka akibat serangan itu, seperti dilaporkan The Sun.
Ayah Saffie, Andrew Roussos (43), tampak berusaha tegar menghadapi kenyataan. Dalam kesedihan kehilangan putri kecilnya, dia pulang pergi ke rumah sakit dan memfokuskan pikiran untuk kesembuhan istri dan anaknya.
Berita penderitaan keluarga Roussos menyentuh empati pemain bintang klub Liga Inggris Manchester City, Yaya Toure dan Pablo Zabaleta. Selain mengutuk keras aksi teror, mereka membuat gerakan nyata untuk membantu korban.
“Saya dan Yaya ingin membantu. Kami berbincang tentang apa yang bisa kami lakukan untuk membantu, lalu sepakat untuk menyumbang,” ujar pemain bertahan City, Zabaleta.
Dua sosok pemain senior City tersebut menyumbang sejumlah uang untuk para korban aksi terorisme di Manchester.
Gelandang City, Toure, dan agennya, Dimitri Seluk, menyumbang 100.000 poundsterling (Rp 1,7 miliar) untuk membantu korban.
“Sulit rasanya menerima kabar tentang anak perempuan berusia 8 tahun yang tidak pulang lagi ke rumah setelah menonton penyanyi favoritnya,” kata Seluk, seperti dikutip dari Sky Sport News.
Zabaleta menyumbang uang sebesar 90.000 poundsterling (Rp 1,5 miliar). Jumlah tersebut merupakan bayaran yang dia peroleh ketika melakoni laga terakhirnya untuk Manchester City, yaitu saat mengalahkan West Bromwich Albion dalam lanjutan Liga Inggris, 16 Mei lalu.
Aksi nyata dari dua bintang sepakbola tersebut terhadap para korban Bom Manchester sangatlah berharga. Empati mereka diharapkan menjadi inspirasi bagi figur publik lainnya serta penduduk seluruh dunia agar semakin peka rasa kemanusiaannya terhadap korban terorisme. Gerakan peduli kepada korban juga diharapkan dapat menangkal gerakan-gerakan radikal dan kemudian turut menciptakan perdamaian yang didambakan oleh semua umat di dunia. [SWD]
Sumber: the sun, nbc, mirror, kompas, liputan6