Home Berita Cukup Anak Saya, Jangan Ada Korban Lagi
Berita - 17/11/2016

Cukup Anak Saya, Jangan Ada Korban Lagi

HUJAN deras mengguyur kawasan permakaman umum di Desa Putak, Kecamatan Loa Janan Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa (15/11). Ratusan pelayat dari kalangan masyarakat, ormas, dan orang-orang yang berempati mengantarkan Intan Olivia Marbun, 2, di peristirahatan terakhir. Bocah berusia dua tahun itu merupakan salah satu korban ledakan bom molotov di halaman Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11). Tampak hadir di permakaman Kapolda Kaltim Irjen Safaruddin dan Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Johny Lumban Tobing beserta jajaran.
Kedua orangtua Intan, Anggiat Banjarnahor dan Siana Susanti, tabah mengantarkan jenazah putri mereka sampai tepi liang lahat. Seusai pembacaan doa dan pujian yang dipimpin pendeta, peti jenazah Intan Olivia ditimbun dengan tanah sebagai penanda berakhirnya prosesi pemakaman. Nenek Intan terus menangis di tepi liang kubur. Ia belum rela melepas kepergian cucunya yang lucu itu. Anggiat Banjarnahor, ayah kandung Intan, meminta aksi kekerasan yang menewaskan anaknya tidak terulang lagi. Apalagi, itu menimpa anak-anak Indonesia lainnya. “Cukup anak saya. Jangan ada korban lagi,” ujar Anggiat dengan wajah murung.
Ledakan bom molotov yang mengusik Minggu yang tenang itu telah melukai anak-anak yang sedang bermain di depan halaman gereja. Mereka ialah Intan Olivia, 2, warga Gang Jati, Samarinda, Kelurahan Harapan Baru, Anita Kristabel, 2, warga Jl Cipto Mangunkusumo, Alvaro, 4, warga Loa Janan Ilir, dan Triniti, 3, warga Gang Jati Samarinda. Ledakan bom melukai empat anak tersebut. Menurut keterangan Alimer Samosir, jemaah gereja Oikumene, saat ia membuka pintu terdengar empat ledakan keras. Partikel ledakan itu mengenai tubuh anak-anak. “Ada dua anak yang mengalami luka bakar serius di tubuh dan wajah mereka. Anak-anak itu menangis kesakitan saat kami bawa ke ruang perawatan khusus anak-anak di RSU IA Moeis,” ujar Alimer.
Suasana cukup memilukan karena terdengar jeritan tangis kesakitan anak-anak. Orangtua mereka tidak kalah sedih saat melihat anak mereka mengalami luka bakar. Intan kemudian dilarikan ke RSU AW Syahranie, Samarinda, untuk mendapat penanganan cepat. Namun, luka bakar yang menimpa Intan mencapai 80% dan disertai pembengkakan pada paru-paru karena menghirup udara kotor saat ledakan. Nyawa bocah lucu itu tidak tertolong. Ia menutup mata untuk selama-lamanya. Presiden Joko Widodo menyatakan keprihatinan dan menyebut meninggalnya Intan di luar batas kemanusiaan. (Syahrul Karim/N-3) [SWD]
Tulisan ini pernah dimuat di harian Media Indonesia, edisi Rabu, 16 November 2016.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *