Jihad Masa Kini Torehkan Prestasi Bukan Umbar Kekerasan
Direktur Eksekutif Aliansi Damai Indonesia (AIDA), Hasibullah Satrawi mengungkapkan bahwa makna jihad saat ini yang sesungguhnya adalah berjuang menorehkan prestasi sebanyak-banyaknya bukan lagi jihad perang apalagi mengumbar kekerasan.
“Kami di AIDA konsen melakukan pembangunan perdamaian melalui kisah korban dan mantan pelaku terorisme. Kisah-kisah inilah yang kami bawa untuk menyadarkan semua masyarakat termasuk anak-anak sekolah dan anak muda tentang pentingnya perdamaian menjaga diri dari bertindak kekerasan,” kata Hasibullah saat mengisi acara International Youth Day yang diselenggarakan oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO di Jakarta, Jumat, (25/8).
Jangan sampai, tambah Hasibullah, isu radikalisme dan terorisme ini hanya menjadi cerita masalah yang diketahui semua orang tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menghadapinya.
“Banyak yang cerita soal radikalisasi soal terorisme, kemudian apakah ini berguna kita tahu? Apa pernah terbayangkan psikologi anak-anak kita tahu tentang stigma-stigma negatif tersebut? Apalagi ada sebuah organisasi yang dilabeli stigma tertentu,” katanya.
Isu tanpa solusi ini akan hanya semakin mengelompokkan golongan-golongan. Bagi Hasibullah, penting masyarakat yang sudah terpapar radikalisme untuk melakukan rekonsialisasi apalagi jika sudah ada yang menjadi pelaku dan korban.
“Banyak cerita yang diterima AIDA dalam pendampingan rekonsialisasi antara korban dan pelaku terorisme, untuk menyadarkan kita semua soal akibat dari kekerasan dan kejahatan,” katanya.
Solusi bagi tindakan radikal dan kekerasan
Sehingga dari kisah ini akan ada sebuah solusi pemahaman untuk generasi selanjutnya untuk tidak ikut-ikutan bertindak radikal dan melakukan tindak kekerasan. Mereka akan paham untuk tidak main-main dengan hal tersebut karena itu akan menjadi pintu bagi kemungkinan hal buruk yang akan terjadi baik bagi keluarganya maupun negara.
“Penting untuk diingat adalah bahwa Indonesia ini merupakan negara yang menjamin setiap masyarakat beragama sekaligus berbangsa. Maka beragama juga sama dengan berbangsa, jangan pisahkan keduanya. Jangan pernah berfikir beragama tapi tidak menegakkan negara, begitu sebaliknya,” pesan Hasibullah. (RA/yi) (AM)
Sumber: infonawacita.com