Dunia Unjuk Solidaritas kepada Korban Teror di Mogadishu
Menyusul aksi teror bom di Mogadishu pada Sabtu (14/10/2017), simpati dan solidaritas untuk para korban dari berbagai tokoh dunia mengalir. Pemimpin-pemimpin dunia dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Kanada, Uni Afrika, Turki, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk serangan yang membunuh sedikitnya 300 jiwa di ibu kota Somalia.
Washington dalam pernyataan resmi yang dirilis sehari pascateror mengutuk “sangat keras” aksi pemboman tersebut. AS akan terus mendukung warga dan pemerintah Somalia serta dunia internasional untuk memerangi terorisme dan mendukung usaha-usaha mereka untuk menggapai kedamaian, keamanan, dan kemakmuran. Demikian bunyi rilis tersebut.
Sekretaris Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, mengatakan London mengecam keras serangan pengecut di Mogadishu yang telah merenggut banyak nyawa tak berdosa.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, melalui akun Twitter-nya mengatakan, “Solidaritas untuk Somalia. Dukungan untuk Uni Afrika melawan kelompok-kelompok teroris.”
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, menyampaikan, “Turut berduka cita kepada pemerintah dan warga Somalia. Kami mendukung Somalia melawan teror dan tak akan lelah untuk terus membantu Somalia bangkit dari serangan keji seperti itu.”
Presiden Recep Tayyip Erdogan melalui juru bicara Ibrahim Kalin mengatakan bahwa Ankara telah mengirimkan pesawat-pesawat dengan suplai obat, dan korban-korban yang cedera akan diterbangkan ke Turki dan dirawat di sana.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, pada Minggu (15/10/2017) mengunggah cuitan, “Serangan di Somalia sungguh mengerikan dan Kanada mengutuknya sangat keras. Kami berduka dengan komunitas Kanada-Somalia hari ini.”
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga mengecam pembunuhan massal di Mogadishu. “Saya turut berduka kepada para korban dan mendorong persatuan dalam menghadapi terorisme dan kekerasan ekstremisme,” ujarnya.
Tak hanya para tokoh, dua kota global, Paris dan Toronto, juga menunjukkan simpati kepada para korban terorisme di Mogadishu. Menara Eiffel di Paris, Prancis, mematikan lampu pada Senin tengah malam sebagai bentuk simpati kepada para korban. Kota Toronto, Kanada, juga menunjukkan simpati serupa. Tulisan “TORONTO” yang menjadi simbol kota dihias lampu dengan warna sama dengan bendera Somalia sebagai solidaritas terhadap para korban.
Serangan teror bom truk di Mogadishu terjadi di persimpangan Zoobe, Distrik Hodan. Peristiwa tersebut dinilai sebagai serangan paling parah dalam sejarah negara di Afrika Timur. Lokasi ledakan sendiri merupakan salah satu area pusat kota, di mana toko, kantor, hotel, dan para warga berbisnis setiap harinya. Dilaporkan angka jumlah korban tewas terus bertambah. Teror bom juga menyebabkan lebih dari 300 orang luka-luka.
Ledakan dahsyat mengakibatkan banyak kendaraan terbakar dan banyak bangunan di kawasan itu hancur. Bangunan Safari Hotel dilaporkan ambruk total, sementara beberapa gedung di sekitarnya rusak berat.
Pejabat pemerintah, Ibrahim Mohamed, menyatakan bahwa banyak korban hangus terbakar sehingga tak bisa dikenali. Tim SAR juga telah bekerja hingga malam untuk mengambil mayat korban dari reruntuhan Hotel Safari.
“Rumah sakit dipenuhi oleh korban tewas dan terluka. Kami juga menerima orang-orang yang anggota badannya terpotong oleh bom. Ini benar-benar mengerikan, tidak seperti (serangan) sebelum-sebelumnya,” kata direktur sebuah rumah sakit di Mogadishu.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengkalim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Pemerintah Somalia mencurigai kelompok teroris Al Shabab sebagai dalang peristiwa teror itu.
Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Farmajo mendeklarasikan tiga hari berkabung saat mengunjungi lokasi serangan dan kemudian menjenguk beberapa korban di rumah sakit serta turut mendonorkan darah untuk kebutuhan korban yang terluka. Ia juga mengimbau para warganya agar menyumbangkan darah dan dana bagi para korban. “Ini menunjukkan bagaimana kekerasan sangat kejam dan tidak pandang bulu menargetkan orang-orang yang tidak berdosa,” ujarnya. [MLM]
Sumber: The Guardian, Al Jazeera, Kompas, Suara Pembaruan, Sindo