Home Berita Menyemai Spirit Ketangguhan Penyintas
Berita - 30/07/2019

Menyemai Spirit Ketangguhan Penyintas

Aliansi Indonesia Damai – Di tengah tingginya polarisasi dan segregasi sosial di masyarakat sebagai dampak dari panasnya suhu politik nasional pada Pileg dan Pilpres 2019 lalu, sejumlah aktivis mahasiswa Universitas Pasundan (Unpas) Bandung berupaya mempromosikan perdamaian. 

Kampanye perdamaian tersebut dilakukan melalui acara Diskusi & Bedah Film “Tangguh” yang digelar oleh mahasiswa Unpas bekerjasama dengan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) di Masjid Ulul Ilmi Kampus Unpas, Kamis (2/5). Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa Bandung untuk Indonesia yang lebih damai.

Film “Tangguh” mengisahkan kebangkitan sejumlah korban aksi terorisme di Indonesia. Di antaranya merupakan korban Bom Bali 2002, korban bom di Hotel JW Marriott Jakarta 2003, dan korban Bom Kuningan Jakarta 2004. Dikisahkan dalam film bahwa serangan teror menimbulkan penderitaan dan berbagai kerugian bagi korban. Di antara korban, ada yang tubuhnya terbakar hingga 60 persen. Beberapa korban terpaksa menggunakan mata palsu karena bola matanya rusak terkena bom. Ada pula korban tidak langsung, yang harus berjuang menjadi tulang punggung keluarga lantaran suaminya meninggal dunia akibat bom. Selain luka fisik, aksi teror juga menyebabkan trauma panjang bagi korban. Dampaknya juga dirasakan oleh anak-anak korban.

Dalam film tersebut, beberapa penyintas berbagi pengalaman tentang makna keikhlasan dan kesabaran. Kisah demi kisah memperlihatkan ketabahan seorang ibu saat harus membesarkan anaknya seorang diri. Tak hanya itu, para korban memberikan maaf kepada mantan pelaku terorisme dengan kelapangan hati. Hal itu memperlihatkan kebesaran jiwa dan hati mereka terhadap orang lain, bahkan kepada mereka yang pernah berbuat salah.

“Film ini mengajarkan kepada saya arti pentingnya perdamaian, dan tidak melakukan tindakan kekerasan.”

Tampak antusiasme dari peserta ketika menonton film tersebut. Salah seorang aktivis mahasiswa Unpas mengapresiasi film tersebut. Melalui Film “Tangguh” ia bisa memahami betapa kedamaian merupakan kebutuhan hidup setiap orang. “Film ini mengajarkan kepada saya arti pentingnya perdamaian, dan tidak melakukan tindakan kekerasan,” ujar mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu. Ia menambahkan, “Dari film tersebut, saya mendapat pembelajaran dari korban bagaimana untuk tabah dan sabar dalam kehidupan.” 

Setelah menonton, sejumlah mahasiswa mengaku belajar arti kesabaran dan ketangguhan dalam hidup. Kisah perjuangan para korban bom yang bangkit dari keterpurukan dan memilih jalan perdamaian memberikan inspirasi kepada mereka. 

Seorang peserta lain mengatakan, Film “Tangguh” penting ditonton oleh generasi muda. Pasalnya, kisah mantan pelaku terorisme dan korbannya dinilai relevan sebagai narasi untuk mengampanyekan perdamaian di kalangan pemuda. Katanya, “…Bahwa film ini penting, karena menyadarkan kami pentingnya menjaga perdamaian. Dan, dari sini saya akan mengajak teman-teman saya, bahwa perdamaian lebih indah daripada kekerasan.” 

Kegiatan tersebut dihadiri oleh 50 lebih aktivis mahasiswa dari berbagai jurusan: Bimbingan Konseling, Sejarah, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kegiatan difasilitasi oleh dua aktivis mahasiswa Unpas yang pernah mengikuti kegiatan AIDA sebelumnya. [FS]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *