15/03/2022

Mengasihi Diri bukan Mengasihani Diri (Bagian 1)

Aliansi Indonesia Damai- Banyak di antara kita yang menganggap bahwa mengasihi diri berarti mengajarkan diri menjadi pribadi yang manja. Anggapan tersebut keliru, justru mengasihi diri adalah bagian dari menyayangi diri kita. Penulis akan berbagi sedikit mengenai perbedaan mendasar antara memberikan rasa kasihan (self pity) pada diri dan menyayangi atau memberikan rasa kasih pada diri (self compassion).

Berbelas kasih dan memberikan rasa sayang kepada diri sendiri adalah bagian merawat psikis. Hal ini berbeda bila orang terjebak pada rasa mengasihani diri (self pity) yang cenderung memandang negatif dirinya. Mengasihani diri (self pity) adalah perasaan seseorang merasa sedih, menderita dan iba terhadap diri sendiri akibat pengalaman penderitaan yang pernah dialami. Mengasihani diri sendiri juga telah didefinisikan sebagai emosi meminta rasa iba kepada orang lain dengan tujuan menarik perhatian, empati atau bantuan.

Baca juga Menguatkan Anak Korban Terorisme

Secara umum bagi beberapa orang yang menderita karena mengasihani diri sendiri (self pity) memiliki kecenderungan menolak kritik terhadap diri mereka, tidak mampu merefleksi diri (self talk), menyalahkan situasi buruk yang terjadi hingga menanggung kebencian pada orang lain.  Kebencian pada orang lain disebabkan oleh pandangan negatif menjadi kecemburuan pada orang-orang di sekitar yang dianggap lebih beruntung daripada dirinya.

Beberapa ahli psikologi, mengatakan bahwa kepribadian yang paling sering mengalami rasa mengasihani diri sendiri (self pity) adalah orang yang moody, sering mengalami perasaan cemas, marah, kesepian dan lain-lain.  Dengan kata lain, orang yang memiliki kesulitan mengontrol mood dan emosional lebih cenderung mengasihani diri sendiri hampir sepanjang hidup mereka (stober, 2003; Weiner, 2014; Petric 2019).

Baca juga Awalnya Canggung Berakhir Canda

Penting bagi kita untuk menghindari perilaku mengasihani diri sendiri karena kegagalan di masa lalu. Selain bisa menghancurkan diri sendiri, tetapi juga ada beberapa kasus orang-orang dengan perasaan ini terus memukuli diri mereka sendiri dan menyakiti dirinya untuk melampiaskan rasa sakit mereka.

Penulis mengajak kita semua mampu meredam pikiran buruk dengan memikirkan hal yang membahagiakan. Beberapa riset menyatakan, hal tersebut dapat bermanfaat bagi mereka yang sering mengasihani dirinya, terutama mengurangi bahaya yang dapat ditimbulkan.

Baca juga Ibroh dari Dialog Korban dan Pelaku Terorisme

Menghindari mengasihani diri sendiri (self pity) bukan berarti tidak boleh merasakan sedih dan terjebak pada toxic positivity, namun ada cara lain membangun karakter yang lebih tangguh daripada membuat pikiran terjebak pada pikiran negatif oleh hal di masa lalu yang sudah tidak bisa diubah. (bersambung).

Baca juga Stereotip dan Pentingnya Saling Mengenal (Bag. 1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *