Ketangguhan Butuh Intelektualitas
Aliansi Indonesia Damai –“Kesan saya pada kegiatan ini sangat banyak. Dan kebetulan tadi ada beberapa kuis yang membutuhkan kerja sama intelektual, yaitu menghargai pendapat orang lain dari pendapat kita sendiri.”
Pernyataan tersebut disampaikan oleh siswa SMAN 4 Kota Bima dalam kegiatan “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” pada awal Maret lalu. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian safari perdamaian AIDA di kalangan pelajar SMA di kota Bima.
Baca juga Belajar Tak Terbatas Dinding Kelas
Selain di SMAN 4, kegiatan ini juga diadakan di SMAN 3, SMAN 1, SMAN 5, dan SMKN 2. Peserta yang hadir pada setiap sekolah berkisar 60 sampai 75 pelajar.
Dalam kesempatan ini, AIDA menghadirkan kisah-kisah ketangguhan korban bom dan pertobatan mantan pelaku ekstremisme kekerasan. Diharapkan para peserta dapat mengambil inspirasi dari kisah hidup kedua pihak tersebut.
Baca juga Menjadi Tangguh di Era Disinformasi
Diskusi Interaktif ini disambut baik oleh pihak sekolah, salah satunya Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMKN 2 Kota Bima, Mujiburrohman. Ia berharap anak-anak didiknya mendapatkan pencerahan. “ Yang terpenting, yang kalian bisa petik dari proses kegiatan ini adalah kalian bisa memberikan inspirasi dan pencerahan dari saudara-saudara kita yang lainnya, supaya mereka mengkampanyekan Indonesia yang lebih damai, aksi yang kecil ini akan membawa kemajuan bagi indonesia,” ujarnya.
Merespons kisah korban bom dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan, salah satu siswa SMAN 5 mengaku memetik banyak pelajaran banyak pelajaran dari kegiatan ini. Terutama tentang pemaafan. “Antara korban dan mantan pelaku yang saling memaafkan. Korban sudah memaafkan dan mengikhlaskan semua yang terjadi pada dirinya” ujarnya.
Baca juga Memupuk Karakter Damai
Adapun komentar siswi SMAN 3 terkait pembelajaran dari kisah mantan pelaku, adalah empati begitu penting sehingga pelaku bisa keluar dari kelompoknya. “Mereka bisa keluar dari kelompoknya karena seolah-olah bisa merasakan yang dialami oleh korban. Dan mereka berkata juga belum tentu kuat dan sanggup jika di posisi korban” ujarnya. [FKR]