Cyberbullying
Kemajuan pesat teknologi Informasi (TI) mengubah banyak aspek kehidupan manusia, terutama dengan munculnya perangkat portabel dan gawai cerdas yang dilengkapi berbagai fitur dan aplikasi termasuk perkembangan media sosial. Efek samping dari berkah kemajuan tersebut adalah munculnya hal-hal negatif, salah satunya adalah cyberbullying.
Mengutip buku Fenomena Komunikasi di Era Virtualitas (Syahruddin, dkk, 2003), cyberbullying berasal dari dua kata, yakni cyber (internet) dan bullying (perundungan). Cyberbullying adalah perundungan yang dilakukan melalui perangkat internet atau dunia maya.
Cyberbullying merupakan bentuk pelecehan modern, melibatkan platform digital untuk menindas korbannya. Karena anonimitas yang disediakan internet, para pelaku perundungan dapat tanpa henti menargetkan korbannya, dan jangkauannya jauh lebih luas daripada perundungan yang sebelumnya lazim terjadi. Hal ini sering terjadi di media sosial, platform chatting, dan platform game online.
Dilansir laman verywellmind.com, terdapat berbagai bentuk cyberbullying, di antaranya sebagai berikut:
1. Menyebarkan informasi atau data pribadi (doxing); misalnya mengunggah atau membagikan informasi pribadi seseorang seperti alamat rumah, nomor telepon, nomor KTP, atau data sensitif lainnya tanpa izin pemiliknya.
2. Memanggil nama dengan nama hinaan dalam platform media sosial dan platform chatting.
3. Menyebarkan kebohongan (hoaks).
4. Mengirim pesan yang tidak senonoh.
5. Mengancam lewat platform chatting atau media sosial.
6. Mengirimkan pesan trolling. Pesan trolling cyberbullying adalah mengganggu pemain lain dengan mengirimkan pesan atau bertindak tidak sportif dalam permainan game online.
Efek emosional
Korban cyberbullying mungkin akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, terutama dalam kehidupan nyata sehari-hari. Mereka sangat sulit mempercayai siapa pun, sehingga membuat mereka merasa kesepian dan terisolasi. Efek emosional dari korban cyberbullying meliputi depresi, malu, rasa bersalah dan mengisolasi diri.
Korban cyberbullying sering kali merasa sulit mendapat bantuan atau membela diri mereka sendiri. Namun penting bagi mereka menemukan seseorang yang dapat dipercaya sebagai upaya mencegah mereka melukai diri sendiri. Alangkah baiknya setiap korban cyberbullying mendapatkan kesempatan untuk berkonsultasi dengan ahli psikis untuk mengurangi dampak negatif dan belajar bagaimana merespons pelaku cyberbullying dengan cara yang sehat.