15/03/2024

Bersatu dalam Perbedaan

Aliansi Indonesia Damai- AIDA menggelar kegiatan Dialog Interaktif: “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” di SMAN 6 Bekasi akhir Januari lalu. Kegiatan ini digelar dalam rangka membentuk karakter ketangguhan di kalangan pelajar. Pihak SMAN 6 Bekasi pun menyambut baik kegiatan ini sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi tantangan hidup.

Kepala SMAN 6 Bekasi, Dra. Hj. Sumartini, M.M., menyebutkan ada dua hal penting yang perlu dipupuk dalam diri pelajar, yaitu ketangguhan dan kebersamaan. Ia meminta agar dua hal ini dapat menjadi dasar bagi para anak didiknya dalam menjalani kehidupan.

Baca juga Siswa SMAN 1 Tambun Selatan Bicara Tentang Pentingnya Perdamaian

“Kebersamaan itu sangat penting artinya bagi kita, anak-anak sekalian. Bersama bukan berarti semuanya harus sama. Indonesia memang dilahirkan dalam perbedaan. Beda agama, beda suku, beda bahasa, beda adat istiadat. Ketika kita bisa bersatu dan bersama dalam perbedaan, justru itu hal luar biasa,” ujarnya.

Sumartini juga menyoroti aspek ketangguhan dalam diri siswa yang hidup di era serba gawai (gadget) seperti sekarang. Ia menyayangkan kondisi anak muda saat ini yang dimudahkan oleh teknologi, namun justru membuat mereka cenderung lebih rapuh bila dibandingkan dengan generasi semasa gawai belum booming. “Hidup adalah masalah. Jadi, ketika ada masalah bukan lari, tapi hadapi masalah itu dengan baik,” katanya berpesan kepada para siswa peserta Dialog Interaktif.

Baca juga Pelajar SMA di Bogor Belajar Ketangguhan dari Korban dan Mantan Pelaku

Lebih lanjut ia pun memperingatkan anak didiknya agar menjauhi praktik-praktik kekerasan, seperti perundungan (bullying). Pelbagai kasus bullying sekarang menjadi masif sejak maraknya penggunaan media sosial. Banyak orang berubah hidupnya ke arah yang negatif akibat dampak dari bullying itu. Kepala SMAN 6 Bekasi itu juga berpesan kepada para siswa agar terus memperkuat mental dan iman agar tidak lemah dalam menghadapi problem kehidupan, termasuk bullying yang berpotensi muncul di lingkungan sekolah.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus AIDA, Hasibullah Satrawi, menggambarkan betapa mengerikannya dampak dari aksi kekerasan. Ia menyoroti konflik di Ukraina dan Gaza yang sampai saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Yang ada, konflik itu malah terus meluas dan mengakibatkan dampak lanjutan.

Baca juga Kepala SMAN 1 Setu: “Perdamaian Jangan Hanya Jargon!”

“Kalau sudah perang satu negara, tidak akan sempat kalian menuntut ilmu seperti ini. Sudah tidak sempat juga kita bisa bicara-bicara seperti ini. Jadi, ada kebutuhan yang kuat bagi kita akan ketangguhan, bahkan mungkin melebihi kebutuhan kita akan makan pagi ini,” kata Hasib berseloroh. [FAH]

Baca juga Kisah Korban Menginspirasi Pelajar Sixtam untuk Tangguh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *