04/03/2025

Puasa; Kedamaian Diri untuk Perdamaian Bumi

Ahlan wa sahlan ya syahra Ramadan, selamat datang bulan Ramadan 1446 H/2025 M. Umat Islam di seluruh dunia kembali memasuki bulan puasa, bulan yang penuh rahmat, ampunan dan keberkahan dari Allah Swt.

Umat Islam melaksanakan puasa selama sebulan penuh, sebagai salah satu pelaksanaan rukun Islam dan kewajiban yang utama. Masjid-masjid berbenah diri, menghelat berbagai kegiatan keagamaan seperti ceramah, buka puasa bersama, taklim, tarawih, itikaf hingga layanan zakat, infaq, dan sedekah. 

Baca juga Berkhidmat untuk Perdamaian

Selama berpuasa, umat harus menahan diri untuk tidak makan, minum dan berhubungan badan (bagi pasangan suami istri), sejak terbitnya fajar hingga azan magrib berkumandang. Semua praktik tersebut juga menuntun umat untuk membendung emosi kemarahan, tidak boleh mencaci maki, menghina, merendahkan orang lain, dan berbagai perbuatan buruk atau tercela lainnya.

Sebagai bulan ampunan, umat juga dituntut untuk refleksi, memperbaiki diri, dan melakukan evaluasi serta koreksi atas berbagai perbuatan di masa lalu yang tidak baik, terutama yang bersifat menyakiti sesama. Ramadan menjadi momentum untuk mendapatkan ampunan dari Tuhan, sekaligus pengampunan dan pemaafan dari sesama. Pada saat sedang berpuasa, penting untuk kita menyadari berbagai kesalahan sendiri dan mengampuni orang yang pernah berbuat salah.

Puasa sejatinya menjadi pedoman umat untuk bersabar, melakukan berbagai kebaikan, dan membenahi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Berbagai laku ini menuntun umat untuk menjauhi segala bentuk tindakan yang buruk, terutama kekerasan. Umat harus lebih menghormati orang dan menjunjung tinggi martabat manusia.

Berbagai perbuatan baik di bulan puasa ini merupakan modal yang sangat bagus untuk membangun dunia dan kehidupan yang lebih damai. Berpuasa bukanlah sekadar kita menahan makan dan minum, melainkan belajar untuk menjadi insan yang tangguh dan berkarakter damai.

Baca juga Merdeka dari Ekstremisme

Maksud dan tujuan puasa, pada akhirnya merupakan perwujudan dari makna Islam yang sejati yaitu keselamatan dan perdamaian umat manusia. Dengan menjadi insan yang bertakwa, umat harus menjadi pelopor perdamaian di tengah-tengah masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *