Home Berita Menghapus Dendam, Membangun Damai
Berita - 16/10/2017

Menghapus Dendam, Membangun Damai

Dok. AIDA – Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, melakukan tabur bunga di Ground Zero dalam Peringatan 15 tahun Bom Bali (12/10/2017).

 

Ratusan orang meriung di pelataran Monumen 12 Oktober (Ground Zero) di Jalan Legian Kuta, Bali, Kamis sore (12/10/2017). Mereka adalah keluarga besar korban aksi teror Bom Bali I (2002) dan Bom Bali II (2005), para tamu undangan, wisatawan asing dan domestik, serta para jurnalis yang sedang khidmat mengikuti acara peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali.

Dalam kegiatan tersebut juga diadakan peluncuran buku Luka Bom Bali yang memuat kesaksian 15 orang yang selamat dari serangan teror 15 tahun silam. Acara peringatan dan peluncuran buku diselenggarakan oleh Yayasan Isana Dewata, perkumpulan korban Bom Bali, serta didukung oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA) dan pihak-pihak lain.

Pesan penting disampaikan oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, yang selalu menyempatkan hadir dalam kegiatan Peringatan Bom Bali. “Mari kita panjatkan doa bersama bagi para korban bom. Saya berpesan supaya tidak ada dendam kepada siapa pun sehingga tercipta perdamaian,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Menurut dia, seremonial peringatan ini bukan untuk mengenang peristiwa yang mengakibatkan luka mendalam bagi Bali dan dunia, namun untuk mengingatkan bahwa peristiwa serupa jangan terulang. Karena itu, penting memaafkan peristiwa masa lalu agar tidak ada lagi dendam sehingga perdamaian bisa terwujud.

Dalam kegiatan tersebut, dua remaja perempuan bergantian membaca ‘Surat Rindu’ untuk kedua orang tua mereka yang nyawanya terenggut akibat teror bom pada 12 Oktober 2002. Keduanya adalah Kadek Wina Pawani (Wina) dan Raden Roro Lidia Louidinda Diah Puspita (Lidia). Wina adalah putri dari almarhum I Ketut Sumerawat, sementara Lidia adalah anak almarhum Lilis Puspita.

“Halo, Bapak, ini Wina. Halo, Mama, ini Dinda. Kami percaya kalian melihat dan mendengar kami dan isi hati kami.” Demikian sebait curahan hati mereka.

Usai seremonial, para tamu undangan melakukan doa dan tabur bunga bersama di kolam Ground Zero. Saat matahari mulai tenggelam, sejumlah orang menyalakan lilin mengellilingi kolam ground zero. Rangkaian acara ditutup dengan pertunjukan seni tari dari generasi muda Isana Dewata.

Pulau Bali dua kali diguncang teror bom. Pada 12 Oktober 2002, aksi teror keji di kawasan Legian menyebabkan 202 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami cedera. Bali kembali berduka pada 1 Oktober 2005 saat tiga serangan bom dilakukan secara bersamaan di tiga tempat terpisah, yaitu di salah satu kafe di Kuta dan dua kafe di Jimbaran. Dalam peristiwa ini, 23 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami cedera. [MSY]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *