Home Berita Membangun Perdamaian dari Lapas
Berita - 05/08/2016

Membangun Perdamaian dari Lapas

Selama dua hari penuh, 22 orang petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan 8 pegawai Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kementerian Hukum dan HAM mengikuti kegiatan “Pelatihan Penguatan Perspektif Korban Terorisme Bagi Petugas Pemasyarakatan” di Bandung, Jawa Barat, Selasa-Rabu (2-3 Agustus 2016). Kegiatan tersebut digelar oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA) bekerja sama dengan Ditjen Pas Kemenkumham.

Para petugas berasal dari Lapas di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat yang menampung warga binaan pemasyarakatan (WBP) terorisme. Menurut Direktur AIDA, Hasibullah Satrawi, Lapas merupakan area strategis dalam upaya membangun perdamaian, karena menjadi pusat berkumpulnya mantan pelaku terorisme yang menjalani masa pembinaan. Ke depan, WBP terorisme bakal kembali ke masyarakat. “Dalam konteks ini, peran petugas Lapas sangat signifikan untuk membina WBP terorisme agar mereka tidak kembali kepada kelompok terorisme,” katanya.

Pelatihan ini, demikian Hasib menjelaskan, berupaya meningkatkan semangat dan kapasitas petugas Pemasyarakatan dalam menangani WBP terorisme melalui materi-materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.Salah satu bahan yang penting adalah kisah korban terorisme. Dalam kegiatan ini, empat orang korban terorisme hadir untuk membagikan kisahnya kepada peserta, yaitu Sudirman (korban Bom Kuningan 2004), Didik (korban Bom Marriot 2003), Jatmiko Bambang dan Ni Luh Erniyati (korban Bom Bali 2002).

“Para petugas Lapas dapat menyaksikan langsung dahsyatnya dampak terorisme yang tampak dari dalam diri korban. Dengan melihat dampak tersebut, diharapkan komitmen petugas dalam mencegah terorisme  semakin kuat,” ujarnya.

Menurut Hasib, para petugas dapat menyampaikan kisah-kisah korban saat berdialog dengan WBP terorisme. Kisah korban diharapkan dapat memancing empati dan pikiran kritis WBP terhadap ideologi kekerasan yang diyakininya sebagai kebenaran.

Pada kesempatan itu, hadir sebagai narasumber, ahi terorisme Solahudin. Dia membedah soal perkembangan terorisme mutakhir dan peran petugas Lapas dalam menanggulangi terorisme. Ia mengatakan, saat ini ada sekitar 200 WBP terorisme yang menghuni beberapa Lapas di Indonesia. Selain itu ada puluhan narapidana terorisme yang dalam waktu dekat akan didistribusikan ke Lapas-lapas. “Mereka adalah orang-orang yang melakukan tindak pidana terorisme pada 2015-2016. Ini akan menjadi tantangan berat buat petugas Lapas,” ujarnya.

Kegiatan ini dibuka oleh Pembina AIDA, Imam Prasodjo serta dihadiri pula oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, I Wayan Kusmiantha Dusak, yang memberikan pengarahan kepada para peserta, pada Selasa malam. [SWD]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *