Generasi Muda Berkarakter Damai
Aliansi Indonesia Damai- Memperkuat pendidikan karakter bagi generasi muda bisa menjadi salah satu solusi untuk menghindari aksi-aksi kekerasan. Pendidikan tersebut bisa dimulai dengan belajar dari pengalaman orang-orang yang pernah menjadi korban aksi kekerasan sekaligus kepada mantan pelakunya.
Tenaga pendidik SMK Bhinneka Karya Surakarta, Farid Muhammad, mengatakan, kalangan pemuda idealnya harus memiliki karakter yang baik. Terlebih di tengah keberagaman masyarakat Indonesia, maka kerukunan dan perdamaian harus senantiasa dijaga. Ia menilai pengalaman mantan pelaku terorisme dan korbannya relevan sebagai pembelajaran bagi generasi muda agar tergerak menjaga dan menciptakan perdamaian di lingkungannya.
“Kita harapkan anak-anak memiliki karakter yang baik, yang cinta perdamaian. Dan kami sangat terbantu, karena di era pandemi ini pembentukan karakter anak susah-susah gampang. Karena kami tidak bertemu langsung,” kata Farid saat memberi sambutan pada acara Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA, akhir Januari lalu.
Dalam kegiatan itu, AIDA menghadirkan tim perdamaian yang terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan korbannya. Kurnia Widodo selaku mantan teroris berkisah tentang kehidupannya pernah terjerumus ke dalam kelompok kekerasan. Sementara Sudirman A Thalib, korban bom Kuningan 2004, berkisah tentang ketangguhannya menjalani hidup usai terkena musibah.
Farid menjelaskan, upaya untuk menjaga perdamaian di lingkungan sekolahnya telah lama dilakukan. Kendati siswanya terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, namun tradisi saling menghargai perbedaan harus menjadi perhatian semua. “Alhamdulillah dari berbagai latar belakang, golongan, dan agama semua bisa masuk ke sekolah ini,” ujarnya.Ia berharap, paham-paham yang dapat menjerumuskan generasi muda ke dalam kelompok kekerasan dapat diantisipasi sejak dini.
Ia juga mendorong generasi muda untuk mengenal latar belakang orang lain sehingga bisa membangun kehidupan yang lebih damai. “Tadi banyak sekali disampaikan ada begitu banyak paham-paham yang masuk di lingkungan kita. Alhamdulillah kita masih menjaga hal itu. Kerukunan juga masih bisa terjaga. Walaupun beda paham kita harus bisa berdiskusi dengan baik,” katanya memungkasi. (AH)