Guru Penting Ciptakan Perdamaian
Dua puluh guru dari lima sekolah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengikuti Pelatihan Guru “Belajar Bersama Menjadi Guru Damai†di Hotel Grand Quality Yogyakarta, Sabtu-Minggu (21-22 Mei 2016). Para guru tersebut berasal dari SMAN 1 Klaten, SMAN 1 Karanganom, SMAN 1 Ceper, SMAN 1 Wonosari, dan SMKN 2 Klaten.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari tersebut digelar oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA) dalam rangka memberikan pembekalan kepada para pendidik untuk mengcounter dan mencegah propaganda ideologi prokekerasan di kalangan siswa dan di lingkungan sekolah. Selain itu kegiatan tersebut juga untuk menanamkan pentingnya perdamaian di lingkungan sekolah.
Hadir sebagai narasumber di antaranya pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan Sukoharjo, K.H. Mohammad Dian Nafi’, peneliti terorisme Solahudin, Kepala Seksi Bakat dan Prestasi Direktorat Pembinaan SMA Asep Sukmayadi, dan Tim Perdamaian AIDA yang terdiri dari mantan pelaku dan korban bom terorisme.
Para peserta terlihat begitu antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka juga mengapresiasi AIDA karena telah memberikan pembekalan mengenai pentingnya perdamaian kepada para guru di tengah maraknya ancaman atau bahaya kekerasan dan ideologi prokekerasan. Mereka pun mengaku mendapatkan wawasan dan inspirasi baru dari para narasumber.
Salah seorang peserta dari SMAN 1 Karanganom mengaku dirinya mendapatkan pengetahuan baru bagaimana menyelesaikan sebuah konflik/permasalahan, termasuk di kalangan siswa dan di lingkungan sekolah dengan beragam metode.
“Selain itu saya juga mendapatkan pengalaman luar biasa bisa bertemu dengan mantan pelaku dan korban bom terorisme. Keduanya bisa melakukan rekonsiliasi dan menyampaikan pesan-pesan perdamaian. Jika di negeri ini ada sejumlah orang yang seperti mereka maka langkah indahnya negeri ini,†ujar dia.
Hal kurang sama disampaikan salah satu peserta dari SMKN 2 Klaten. Ia mengatakan pelatihan guru sangat positif bagi para pendidik karena memberikan pengetahuan baru penanganan konflik termasuk di kalangan siswa dan lingkungan sekolah dan belajar perdamaian dari pengalaman tim perdamaian.
“Guru perlu melakukan kampanye perdamaian, terutama di sekolah. Bila ada konflik di lingkungan sekolah maka guru perlu mencari titik temu bagi pihak-pihak yang bertikai,†ucapnya.
Para guru mengaku ilmu yang telah didapatkan dari pelatihan guru akan dipraktikan di sekolah masing-masing, baik melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler/pembinaan kesiswaan. [AS]