Home Tajuk Dengan Puasa Mari Tingkatkan Etos Kerja
Tajuk - 15/06/2016

Dengan Puasa Mari Tingkatkan Etos Kerja

Bulan penuh ampunan, itulah ungkapan yang selalu melekat dengan Ramadhan. Dengan saling memaafkan maka kita sedang membuktikan bahwa kita adalah ciptaan puncak dan mulia. Nilai ini pulalah yang senantiasa dikembangkan oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA). Nilai yang dipetik dari contoh baik para korban dan mantan pelaku terorisme, sebagian dari mereka bisa berdamai bahkan saling memaafkan.

Ramadhan diyakini sebagai bulan kudus oleh umat Islam. Bulan di mana makan, minum, dan pelampiasan hawa nafsu lainnya diharamkan kepada seluruh muslim yang berkewajiban serta mampu menjalankannya tanpa pandang identitas kelamin, ras, dan etnisnya, kecuali jika ada aral. Ritual puasa mendidik umat untuk melihat dan menghargai keragaman. Kita beragam, kita berbeda, tapi kita satu, sama-sama berpuasa.

Substansi puasa adalah pembelajaran kepada manusia atas pengendalian hawa nafsunya. Dengan mengendalikan hawa nafsu maka manusia akan mengarah pada kedamaian dan tidak melampaui harkat kemanusiaannya. Karena, demi pemenuhan kebutuhan nafsu, individu kerap menghalalkan segala cara, sehingga tak jarang memicu kemudaratan bahkan kekerasan. Manusia yang dikaruniai akal dan nafsu bisa terjerembab pada kehinaan setara binatang jika tak kuasa mengelola kebutuhan biologis itu. 

Mengapa puasa ditempatkan di siang hari, waktu ketika manusia termasgulkan pada pekerjaan-pekerjaan duniawinya? Ali Al-Jurjawi dalam Hikmatu al-Tasyri’ Wa Falsafatuhu (1994: 150) menyitir hadits Rasul  yang menegaskan bahwa sebaik-baik ibadaialah yang terberat perjuangan pelaksanaannya.

Manusia bekerja keras di siang hari kala terik matahari menyengat sehingga tubuh perlu asupan untuk reproduksi energi. Namun Islam justru melarangnya di bulan Ramadan dan baru menghalalkannya pascamentari terbenam. Puasa tidak diwajibkan saat sebagian besar orang terlelap dalam peristirahatan. Hal ini mengindikasikan, motif puasa tidak berhenti pada pengendalian hasrat, lebih dari itu sebagai ujian etos hidup manusia dan dorongan untuk berjuang mengarungi hidup kendati aral selalu melintang.

Puasa dilakukan secara serentak sebagai perwujudan perintah Tuhan bahwa manusia cuma dibedakan oleh aspek esoterisnya, yaitu ketakwaan kepadaTuhan (Qs. Al-Hujurot: 13). Ketakwaan secara umum sering didefinisikan dengan mengerjakan segala amal yang diperintahkan Tuhan dan meninggalkan larangan-Nya dalam situasi apa pun.

Selanjutnya kami keluarga besar Yayasan Aliansi Indonesia Damai (AIDA), mengucapkan selamat menunaikan Ibadab Puasa Ramadhan 1437 H, semoga semangat perdamaian dan rasa saling memafkan dapat mengarahkan kita semua pada perwujudan Indonesia damai. [TS]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *