Home Berita Penyintas dan Tokoh Agama Bersatu Bangun Perdamaian
Berita - 02/09/2016

Penyintas dan Tokoh Agama Bersatu Bangun Perdamaian

Aliansi Indonesia Damai (AIDA) menyelenggarakan Pelatihan Penguatan Perspektif Korban Terorisme di Kalangan Tokoh Agama di Makasar, 30 s.d. 31 Agustus 2016 lalu. Sebanyak 28 peserta dari ormas Islam Darud Dakwah wal Irsyad mengikuti kegiatan tersebut. Pelatihan selama dua hari, bertujuan untuk mensinergikan tokoh agama dan penyintas terorisme guna membangun Indonesia yang lebih damai.

Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi Meng-counterDoktrin-doktrin Ekstremisme dari narasumber KH. Helmi Ali Yafie. Di hadapan para peserta, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar DDI itu menekankan bahwa segala bentuk terorisme yang terjadi di dunia sarat akan kepentingan politik, bukan semata-mata memperjuangkan ideologi atau agama tertentu.

Setelah jeda shalat asar, pelatihan berlanjut dengan sesi materi Memahami Ideologi dan Jaringan Terorisme dengan narasumber pakar terorisme Universitas Indonesia, Solahuddin. Dalam pemaparannya, Solahudin menjabarkan ideologi ekstrem yang disebarkan para pendukung kelompok teror ISIS yang ada di Indonesia. Paham berbahaya yang dimaksud adalah jihadi-takfiri. Paham tersebut, kata Solahudin, dengan mudah menyematkan identitas kafir atau murtad bagi umat Islam yang tidak sejalan dengan pemahaman mereka, menganggap pemerintah sebagai taghut, dan memerangi siapa pun yang tidak mengakui ISIS sebagai khilafah Islam.

Masih pada hari yang sama, pada sesi malam peserta mendapatkan materi Silaturrahmi dengan Korban Terorisme dengan narasumber Sucipto (korban Bom Kuningan 2004) dan Vivi Normasari (korban Bom JW Marriott 2003). Sucipto dan Vivi secara bergantian menuturkan kisah menjadi korban terorisme. Melalui silaturahmi ini, para tokoh agama didorong untuk semakin akrab mengenal para penyintas aksi terorisme. Diharapkan, kisah korban menjadi inspirasi para tokoh agama untuk menyampaikan dakwah yang menebar perdamaian di masyarakat.

“Dari kegiatan ini diharapkan tokoh agama memainkan peran penting untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya paham ekstremisme serta dampak deskruktif aksi terorisme” kata Hasibullah Satrawi, Direktur AIDA dalam pelatihan, Selasa (30/8).

Pada hari kedua pelatihan, peserta menerima materi Belajar dari Rekonsiliasi Korban dan Mantan Pelaku. Narasumber dalam sesi ini adalah Iwan Setiawan (korban Bom Kuningan 2004) dan Ali Fauzi (mantan pelaku). Di hadapan para peserta, Iwan dan Ali berbagi pengalaman tentang masa lalu yang menimpa mereka. Ali telah meninggalkan kelompok teroris yang dahulu digelutinya, serta meminta maaf kepada para korban teror. Iwan telah bangkit dari keterpurukan akibat bom dan memaafkan mantan pelaku.

Pada akhir kegiatan, para peserta menyampaikan saran dan evaluasi. Berbagai tanggapan positif muncul dari peserta. Sebagian peserta meminta AIDA menyelenggarakan kegiatan serupa di kota-kota lain di Sulawesi Selatan. Salah satu tindak lanjut dari kegiatan ini adalah membuat forum grup diskusi di media sosial untuk mempererat komunikasi demi pembangunan Indonesia yang lebih damai. [AM]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *