Home Inspirasi Aspirasi Damai Netizen: 2017 Indonesia Lebih Damai
Aspirasi Damai - Inspirasi - 02/03/2017

Netizen: 2017 Indonesia Lebih Damai

Nurul Rachmawati

Tidak terasa, 2016 telah berlalu dengan meninggalkan beberapa rangkaian peristiwa dan kejadian. Sebagian dari kita mungkin masih ingat sejumlah peristiwa yang sempat singgah di tahun 2016. Dimulai dengan serangan Bom Thamrin yang mengguncang pusat kota Jakarta pada awal tahun lalu, dan ditutup dengan booming-nya isu yang bernuansa konflik agama dan politik di Indonesia pada akhir tahun lalu.

Dari serangkaian peristiwa tersebut, respon masyarakat pun tumpah baik secara lisan maupun tulisan yang disampaikan melaui berbagai media, termasuk di media sosial. Tidak sedikit dari para netizen (pengguna sosial media) yang menyudutkan suatu golongan yang dirasa bertanggung jawab atas terjadiya peristiwa tertentu. Riuh dunia maya yang meributkan berbagai isu yang sensitif tak pelak menimbulkan konflik di antara para netizen.

Lepas dari 2016, tahun 2017 tiba menjelang. Memang banyak yang masih melanjutkan perseteruan terkait isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), tetapi banyak pula masyarakat yang membawa doa serta harapan yang baik-baik. Selain dalam kehidupan nyata, harapan ini banyak juga diungkapkan oleh masyarakat melalui media sosial, salah satunya Twitter.

Dari sekian banyak kicauan yang dibuat netizen, sepertinya harapan agar perdamaian di Indonesia terwujud dan terpelihara masih menjadi yang diidam-idamkan bagi para netizen. Berdasarkan pantauan di Twitter melalui keywords “Resolusi Damai” dan “Resolusi Indonesia Damai”, beberapa kicauan akun membanjiri timeline Twitter. Mulai dari pengujung tahun 2016 hingga pergantian tahun 2017, tidak sedikit netizen yang menyampaikan doa serta harapannya tentang perdamaian di 2017 melalui Twitter.

“Resolusi 2017 semoga kehidupan bernegara tetap saling menjaga kesatuan Indonesia, tidak bercerai-berai. Damai itu indah.”, tulis pemilik akun @ThantryRitha. Hal senada juga disampaikan oleh pemilik akun @Sheronsap, “Di tahun 2017 semoga tidak ada lagi konflik yang membuat pecah antara rakyat dengan pejabat tinggi negeri & rakyat selalu hidup damai.”

Di antara para netizen yang menyampaikan resolusi damainya melalui Twitter, umumnya mereka mengharapkan tidak ingin adanya perpecahan dalam bermasyarakat. Konflik bernuansa SARA yang akhir-akhir ini booming di media sosial sepertinya menjadi alasan utama netizen menyampaikan harapan mereka untuk Indonesia yang lebih damai di tahun 2017. Situasi terbelahnya bangsa tampaknya sudah mulai terasa di mana setiap hari netizen disuguhi twit-war atau perang ocehan di Twitter. Tak terbatas di Twitter, masyarakat sering dijejali dengan berbagai informasi palsu dan bernuansa fitnah (hoax) yang beredar liar seolah tanpa kontrol.

Adapun isu-isu yang mengandung provokasi tidak sedikit yang dengan sengaja dibuat-buat oleh berbagai akun provokatif yang mencari keuntungan bagi mereka sendiri. Masih dari pengamatan di Twitter, akun-akun yang hobi menyebarkan isu-isu provokatif, umumnya memiliki pengaruh (influence) yang cukup tinggi. Dari jumlah pengikut (follower) yang besar, mereka mampu dengan mudah mendapat perhatian khusus dari para netizen. Bagi netizen yang hobi membaca informasi secara online, terutama dari media sosial bukan dari media massa yang kredibilitasnya dikenal luas, tanpa mencari tahu keakurasian isu tersebut, akan sangat mudah terprovokasi.

Seorang pendiri akun portal media sosial dengan akun Twitternya @postmetroinfo, secara gamblang menyatakan bahwa melalui medianya tersebut dia memang berkepentingan untuk menyebarkan isu-isu demi urusan politik. Dia juga menjelaskan alasan mengapa medianya itu kerap memposting isu provokatif. “Saya pilih oposisi, makanya saya provokatif mengkritik pemerintah. Ada kepuasan menyampaikan kritik. Perang informasi di internet bagi saya seru.” Demikian Hamdi Mustapa, pemilik akun postmetro.info mengatakan kepada Majalah Tempo, (8/1/2017).

Kita tidak tahu ada berapa banyak situs yang sengaja dibuat untuk menimbulkan konflik. Namun, dari ucapan Hamdi tersebut, semestinya kita bisa mulai membentengi diri kita terhadap pihak-pihak yang memang sengaja menggoyangkan kerukunan kita dalam bermasyarakat. Seperti para netizen yang mengharapkan Indonesia menjadi lebih damai pada tahun 2017, mestinya kita sebagai masyarakat juga berusaha keras sesuai kemampuan masing-masing untuk mewujudkan kehidupan yang harmoni dan toleran dalam kehidupan bermasyarakat yang bhinneka dari sisi agama, suku, ras, bahasa dan budaya. (NR) [SWD]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *