Home Berita Penghargaan Kepada Siswa Pecinta Perdamaian
Berita - 07/03/2017

Penghargaan Kepada Siswa Pecinta Perdamaian

Pemerintah menganugerahkan penghargaan istimewa kepada 10 siswa SMA Negeri 6 Bandung yang berkontribusi menjaga keamanan dan kedamaian lingkungan.Selasa (28/2/2017), Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menyampaikannya saat apel pagi di SMAN 6, Jalan Pasir Kaliki Kota Bandung, Jawa Barat.Penghargaan berupa penyematan jaket rescuetersebut diberikan atas keberanian kesepuluh siswa yang mengejar serta berusaha melawan seorang pelaku aksi terorisme di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung sehari sebelumnya.

“Kejadian percobaan peledakan bom ini mengganggu keamanan yang meresahkan warga, tetapi diluar dugaan ada sekelompok anak-anak sekolah di Bandung yang luar biasa dengan keberaniannya mencoba melumpuhkan teroris yang mencoba mengganggu keamanan di Kota Bandung,” kata Emil, sapaan akrab Wali Kota Bandung, di SMAN 6 seperti dilansir Pikiran Rakyat 28 Februari 2017.

Saat kejadian, siswa SMAN 6 sedang berolahraga di Taman Pandawa. Perhatian mereka teralihkan setelah mendengar ledakan keras di satu sudut taman tersebut. Lupy Muhammadtulloh, salah satu siswa SMAN 6, mengatakan sesaat setelah ledakan terlihat sesosok pria yang tergeletak. Dia mengaku sempat akan mendekati sumber ledakan untuk menolong orang itu.

Setelah pria itu berdiri, mengacungkan senjata tajam dan terlihat agak berlari menuju sebuah motor, muncul kecurigaan di pikirannya.Lupy dan sembilan rekannya spontan mengejar pria berjaket hitam yang tampak hendak melarikan diri itu. “Saat ada warga yang berteriak teroris, kami spontan mengejarnya,” ujarnya.

Belakangan, pria tersebut diusut bernama Yayat Cahdiat (41) dan dinyatakan positif oleh pihak kepolisian sebagai pelaku bom rakitan dengan kemasan panci masak di Taman Pandawa Bandung. Setelah meledakkan bom panci, pelaku melarikan diri dari kejaran warga dan siswa menuju ke kantor Kelurahan Arjuna yang berjarak sekira 150 meter dari Taman Pandawa.

Sampai di kantor kelurahan, pelaku mengancam orang-orang yang berusaha mengejarnya. Sembari menghunus belati dia menantang kelahi siswa yang mengejarnya. “Dia bilang, sini kalau berani duel sama saya,” kata Lupy meniru pelaku. Lupy sempat menyarankan kepada pelaku agar menyerahkan diri dan menyimpan senjatanya bila ingin berkelahi namun pria itu menolak. Tantangan dari teroris tersebut ditanggapi oleh M. Safi’i Nurhikmah, salah satu kawan Lupy di SMAN 6, dengan menantang balik. “Sini kalau berani,” kata Safi’i seperti dilaporkan Kompas 28 Februari 2017.

Saat di kelurahan, Lupy dan Safi’i berusaha mengingatkan para pegawai yang bekerja di sana bahwa ada situasi bahaya yang mengancam keamanan. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan para pegawai kelurahan agar tidak menjadi korban.

Kurang dari dua jam pihak kepolisian berhasil melumpuhkan pelaku teror untuk memulihkan kembali kedamaian di Kota Bandung. Pemerintah dan warga Bandung patut berbangga karena para pelajar di kota tersebut memiliki kesadaran yang tinggi untuk melestarikan kedamaian dan berani melawan kekerasan.

“Keamanan bukan hanya tugas kepolisian, namun itu tugas kita semua sebagai masyarakat. Jika semuanya dapat bekerja sama akan terwujud sebuah kondisi yang aman dan tenteram.Dan, kepada masyarkat Kota Bandung, tidak boleh takut terhadap ancaman apapun. Semua pekerjaan kita, kegiatan kita, peradaban kita, tidak boleh dikalahkan oleh rasa takut,” kata Emil saat menyampaikan amanat apel pagi di SMAN 6 Bandung.

Dalam kesempatan tersebut, selain mengapresiasi para siswa, Ridwan Kamil juga memberikan penghargaan kepada SMAN 6 sebagai SMA Teladan di Kota Bandung.Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusi pihak sekolah yang mendidik semua muridnya dalam menjaga keamanan sekitar.

Pengalaman Lupy, Safi’i dan siswa-siswa SMAN 6 Bandung adalah potret keberanian generasi muda bangsa menjaga kedamaian di Indonesia. Demi mencegah pelaku terorisme melakukan aksi yang lebih liar dan membahayakan masyarakat, Lupy dan Safi’i memberanikan diri mengambil risiko yang berpotensi mengancam keselamatan mereka.

“Saya kesal. Bagaimana kalau bom itu mengenai teman-teman saya,” kata Safi’i. (AM) [SWD]

 

sumber: viva, pikiran rakyat, liputan6, kompas, tribun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *