Pesan Damai Guru Tasikmalaya

Aliansi Indonesia Damai- Kegiatan kampanye perdamaian yang digelar AIDA di Madrasah Aliyah (MA) Persis, Cempakawarna, Tasikmalaya, Februari silam mendapatkan sambutan hangat dari pihak sekolah. “Buah di pohon sudahlah matang, membuat dahannya beraneka warna. Tim AIDA selamat datang, di MA Persis Cempakawarna,” demikian pantun yang dilontarkan Memen Suharyadi, Kepala Madrasah, mengawali sambutannya.

Di hadapan siswa peserta kegiatan, Suharyadi menyampaikan bahwa semangat perdamaian AIDA merupakan bagian dari perintah Allah Swt agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik. Ia mengutip Al-Qur’an surat al-Qasas ayat 77 sebagai seruan kepada kita agar berbuat baik kepada sesama. “Karena Allah sendiri tanpa kenal waktu tidak henti-henti selalu memberikan kebaikan kepada kita, maka kita pun dituntut berbuat baik, termasuk dalam bentuk mewujudkan perdamaian,” ujar Suharyadi dalam kegiatan yang bertajuk ‘Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh’ tersebut.

Baca juga Pesan Perdamaian Pelajar Tasikmalaya

Ia mengatakan, seorang muslim yang baik adalah mereka yang bisa menjaga perdamaian dengan cara memberikan jaminan keselamatan kepada orang lain. Karena itu tugas bagi umat muslim adalah menghindari segala perbuatan buruk, baik dari lisan maupun perbuatannya. Ia pun meminta generasi muda untuk mengamalkan nilai-nilai kebaikan.

Menurut dia, meskipun Al-Qur’an mengandung ajaran-ajaran kebaikan dan perdamaian, namun perdamaian itu sendiri masih harus diperjuangkan. Karenanya seorang muslim juga harus membumikan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat kitab suci tersebut. Salah satu perjuangannya adalah melalui pendidikan sekolah. Pendidikan mampu menjadi motor pendorong agar umat beragama, khususnya umat Islam mengamalkan dan mengaplikasikan ajaran agama yang damai dalam urusan sehari-hari.

Baca juga Berdamai dengan Masa Lalu

Usaha membumikan nilai-nilai kebaikan pun telah ia lakukan di lingkungan MA Persis. Suharyadi mencontohkan bagaimana mendorong guru dan siswa madrasah agar menerapkan nilai-nilai budi pekerti pada tiap pelajaran sebagai prinsip sekolah. “Prinsip kami dalam bersekolah bukan hanya meraih nilai dalam bentuk angka, tapi belajar yang bisa menerapkan nilai-nilai mata pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pelajaran Al-Quran dan hadis tentang perdamaian,” katanya.

Pada akhir sambutannya, Suharyadi mengingatkan 50 siswa-siswi yang hadir agar jangan terpengaruh ajaran atau paham yang memandang jihad hanya sebagai perjuangan lewat perang. Dalam hematnya, saat ini jihad bagi seorang pelajar bukanlah dengan berperang, namun dengan belajar yang tekun dan bersungguh-sungguh. “Mengekang hawa nafsu sendiri agar tetap ikhlas, sabar serta tawakal untuk belajar, itu merupakan bagian dari jihad,” ucapnya. [MSH]

Baca juga Ada Kemudahan di Balik Kesulitan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *