15/06/2020

Makna Damai di Mata Siswa SMAN 6 Cirebon

Beberapa waktu lalu Aliansi Indonesia Damai (AIDA) menyambangi SMAN 6 Cirebon, Jawa Barat, untuk menggelar kampanye perdamaian. AIDA menghadirkan kisah inspiratif dari korban terorisme dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan. Sekitar 77 siswa-siswi memadati ruangan tempat berlangsungnya kegiatan.

Kegiatan ini mengajarkan banyak hal positif kepada siswa, salah satunya tentang kebangkitan. Inspirasi tentang kebangkitan datang dari korban terorisme. Meskipun menderita kerugian besar secara materiel dan imateriel, para korban tetap bersemangat menjalani hidup. Mereka bahkan telah berhasil move on dan memaafkan pelaku.

Baca juga Harapan Guru Pandeglang pada Generasi Remaja

Ketangguhan korban ini menginsipirasi salah seorang siswa. “Dari korban sendiri, bisa dilihat bagaimana mereka sangat kuat dalam menjalani hidup (usai terkena bom). Mungkin, beberapa ada yang putus asa, tetapi kisah tadi itu bisa memotivasi, memerkuat jiwa (kita) dalam menghadapi hidup meskipun susah,” kata siswa tersebut.

Siswa lainnya merasakan empati yang mendalam terhadap korban. Ia tidak pernah membayangkan sebelumnya betapa aksi terorisme ternyata memberikan dampak merusak yang luar biasa, terutama bagi para korban. “Perubahan yang saya alami (setelah mengikuti kegiatan), saya sendiri ikut merasakan bagaimana (jadinya) jika saya yang menjadi korban. Maka agar tidak terjerumus dalam tindakan terorisme, penting untuk bisa menahan diri,” tuturnya.

Baca juga Pelajar Klaten Belajar dari Mantan Pelaku Terorisme

Di sisi lain, kisah pertobatan mantan pelaku juga turut menginspirasi siswa. Mantan pelaku menceritakan kehidupan mereka yang penuh lika-liku, mulai dari awal mula bisa terjerumus ke dalam kelompok ekstremis, melakukan aksi-aksi yang merusak, hingga sampai pada satu titik: menyesali perbuatan mereka. Puncak dari penyesalan itu adalah pertobatan dan kesediaan untuk meminta maaf kepada korban.

Salah seorang siswa menuturkan bahwa kisah mantan pelaku telah mengubah pandangannya. “Perubahan yang benar-benar saya rasakan, saya jadi mengetahui bagaimana perasaan pelaku. Karena sebelumnya kalau melihat teroris itu saya benci. Saya mau mereka dihukum, kalau perlu dihukum mati. Tetapi ternyata mereka pun punya rasa empati kalau sudah melihat korban,” tuturnya.

Baca juga Menitipkan Perdamaian pada Generasi Muda Poso

Ia berkesimpulan bahwa pelaku berhak mendapatkan maaf. “Setiap manusia itu memang melakukan kesalahan. Cuma dari kesalahan itu apakah kita mau mengakuinya atau tidak. Lalu (untuk) mereka yang punya rasa bersalah itu, apakah kita mau memaafkannya atau tidak,” ucapnya.

Kepala sekolah SMAN 6 Cirebon berpesan kepada para siswa agar senantiasa melestarikan perdamaian di Indonesia. Ia meyakini bahwa Indonesia sebenarnya sudah damai, namun ada segelintir orang yang ingin bangsa ini rusuh. Ia menegaskan bahwa perdamaian di Indonesia itu sejatinya bergantung pada diri masing-masing warga negara.

Baca juga Menyemai Virus Perdamaian di SMAN 1 Klaten

Sembari mengutip tema kegiatan ‘Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh’, Kepala SMAN 6 Cirebon juga berpesan agar para siswa selaku generasi muda Indonesia memiliki sikap ketangguhan. “Jelas kita harus tangguh. Kalau generasi kita tidak tangguh, Indonesia akan hancur. Kita harus tangguh dalam segala hal,” katanya. [FAH]

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Bukittinggi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *