Menyemai Virus Perdamaian di SMAN 1 Klaten
Aliansi Indonesia Damai- Dalam beberapa tahun terakhir, AIDA menggelar kampanye perdamaian untuk generasi muda di sejumlah daerah di Indonesia. Klaten, Jawa Tengah, menjadi salah satu daerah yang dikunjungi AIDA. Salah satu sekolah yang menjadi tempat kegiatan adalah SMAN 1 Klaten. Melalui kegiatan dialog interaktif bertajuk “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” itu, generasi muda Klaten diharapkan menjadi virus yang menularkan perdamaian bagi lingkungannya.
AIDA mengajak siswa-siswi untuk belajar dari kisah mantan pelaku terorisme dan korbannya. Narasumber yang dihadirkan adalah Ali Fauzi Manzi, mantan anggota Jamaah Islamiyah yang pernah menjalani hukuman penjara di Filipina, dan Iswanto Kasman, korban Bom di Kedutaan Besar Australia tahun 2004 silam. Kedua narasumber bergabung menjadi tim perdamaian AIDA untuk terlibat dalam kampanye damai bagi kalangan muda.
Baca juga Geliat Perdamaian di SMAN 1 Dompu Bima
Ali Fauzi menceritakan pengalamannya terlibat dalam jaringan ekstrem, hingga perjalanannya menuju pertobatan. Sedangkan Iswanto berkisah tentang luka-luka fisik dan psikis yang dialaminya setelah menjadi korban bom. Ia mengisahkan kemarahannya pada mantan pelaku dan perjalanannya melawan pergolakan batin yang penuh benci dan amarah. Pada akhirnya ia memilih memaafkan pelaku dan berdamai dengan diri sendiri.
Sebagian siswa tampak terkejut saat Ali Fauzi bercerita dirinya sangat mahir membuat bom. Sebagian lainnya terisak mendengar kisah mata Iswanto mengalami kebutaan karena terkena ledakan bom.
Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Bukittinggi
Setelah sesi tanya jawab, beberapa siswa menyampaikan pesan, kesan, dan hikmahnya setelah mengikuti kegiatan. “Dari cerita Pak Ali saya mendapatkan pembelajaran bahwa jangan takut untuk berubah. Perubahan akan membawa perdamaian. Tentunya ini perubahan dari negatif ke positif bukan sebaliknya,” ujar seorang siswa kelas X-IPA-1.
Kesan lain juga disampaikan oleh seorang siswa dari kelas X-IPS-1 terhadap kisah yang disampaikan Iswanto. Ia merasa mendapatkan pelajaran berharga dari Iswanto. “Saya sangat mengapresiasi terhadap Bapak Iswanto yang mampu bangkit dari keterpurukan dan bisa memaafkan yang telah melukai beliau. Pak Iswanto memberikan contoh kepada kita semua untuk bisa bangkit dari keterpurukan dan belajar memaafkan,” ucapnya. [LADW]