Mahasiswa UML Belajar Resiliensi dari Kisah Penyintas
Aliansi Indonesia Damai- AIDA bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung (UML) menyelenggarakan acara Diskusi “Mengukuhkan Peran Mahasiswa dalam Membangun Perdamaian” di Bandar Lampung, akhir November 2023. Kegiatan tersebut adalah tindak lanjut dari Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang diselenggarakan sebelumnya.
Lima mahasiswa UML alumni Pelatihan AIDA mengorganisasi penyelenggaraan kegiatan guna meluaskan wawasan perdamaian dari perspektif korban dan mantan pelaku terorisme kepada rekan sebaya mereka, yaitu kaum mahasiswa. Lebih dari 70 mahasiswa UML lintas jurusan dan fakultas hadir sebagai peserta aktif. Dalam kegiatan para peserta menyimak penuturan kisah sejumlah penyintas aksi terorisme serta mantan anggota kelompok teroris yang telah bertobat.
Baca juga Salah Cara Membela Saudara
Renyep Proborini, dosen Fakultas Psikologi UML, dalam kegiatan menyatakan bahwa kegigihan penyintas menghadapi cobaan berat menyiratkan sikap hidup yang sangat penting dimiliki setiap insan, yakni resiliensi. Kata ‘resiliensi’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. “Kita belajar bagaimana kita menjadi tangguh atau bahasa psikologinya resiliensi, bagaimana resiliensi kita bisa cukup kuat dan teruji. Sore hari ini kita akan belajar resiliensi dari penyintas-penyintas aksi teror bom,” ujarnya saat menyampaikan sambutan mewakili Dekan Fakultas Psikologi UML.
Lebih lanjut, Reny, sapaan akrabnya, menyoroti hubungan penyintas dan mantan pelaku terorisme yang mampu menjalin rekonsiliasi dengan dukungan dari AIDA. Ia pun mengingatkan kepada mahasiswa untuk tidak gampang jatuh dan terpuruk ketika dihadapkan pada tantangan hidup, layaknya penyintas bom yang tangguh menjalani musibah. Para penyintas, setelah terluka secara fisik dan nonfisik akibat serangan bom, mampu mengentaskan diri dari kubangan penderitaan, bahkan mengenyam perdamaian dengan orang yang pernah terlibat tindak pidana terorisme.
Baca juga Menjadi Pemimpin yang Islami
Ketangguhan yang tak kalah super juga ditunjukkan oleh para mantan pelaku terorisme yang telah bertobat. Didorong oleh akal sehat serta kesadaran dalam diri, mereka mampu merontokkan doktrin kekerasan yang telah tertanam di pikiran.
“Para penyintas bom dan para mantan pelaku ternyata bisa berproses sampai mereka bisa menjalani kehidupan yang lebih guyub. Dalam ilmu psikologi kita belajar bagaimana manusia itu bisa berubah, selagi memang ada kemauan untuk berubah, kemudian juga kondisi-kondisi yang mendorong adanya perubahan ke arah yang lebih baik,” katanya menjelaskan.
Baca juga Membangun Damai dengan Akhlak
Pungkasan, Reny menyampaikan apresiasi kepada AIDA yang mendukung mahasiswa UML untuk meningkatkan resiliensi diri. Sesuai jargon UML: ‘Entrepreneur Campus’ ia mengharapkan kegiatan Diskusi ini menggenjot semangat kaum mahasiswa untuk senantiasa mengasah karakter ketangguhan sehingga tumbuh menjadi insan merdeka dan mandiri. [MLM]
Baca juga Gerakan Menyamakan Persepsi