09/11/2023

Menjadi Pemimpin yang Islami

Aliansi Indonesia Damai- “Inti dari kepemimpinan itu sebenarnya menyejahterakan rakyatnya. Kalau tidak, dia bukan pemimpin yang baik dan bukan representasi dari keislaman yang baik.”

Pernyataan di atas diungkapkan oleh Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Komunikasi dan Informasi Presiden Republik Indonesia, saat menjadi pembicara kunci dalam Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa Lampung, yang digelar AIDA akhir Oktober 2023 lalu di Bandar Lampung. Ia hadir secara virtual dalam kegiatan tersebut.

Baca juga Membangun Damai dengan Akhlak

Masduki mengutip sabda Nabi Muhammad Saw, bahwa muslim yang baik adalah sosok yang keberadaannya tidak membuat orang lain tersakiti oleh lisan dan tangannya. “Misalnya kita hadir di sebuah tempat, maka orang lain itu merasa nyaman dengan kita. Itu salah satu tanda bahwa Anda seorang muslim yang baik. Bahwa lingkungan kita merasa nyaman dengan kedatangan kita, hartanya, dan jiwa raganya juga aman,” ujarnya.

Lebih jauh Masduki mengungkapkan, kata “tangan” dalam hadis Nabi di atas bisa ditafsirkan sebagai kekuasaan. Artinya saat orang diberikan amanat kepemimpinan, maka kekuasaan yang dia pegang digunakan seoptimal mungkin untuk mewujudkan kemaslahatan bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Baca juga Gerakan Menyamakan Persepsi

Ia lantas mengutip salah satu kaidah fikih yang cukup popular, “Tasharruful imami ala raiyyati manuthun bil maslahat.” Bahwa kebijakan dan tindakan pemimpin atas rakyatnya harus selalu berdasarkan pertimbangan kemaslahatan. ”Kekuasaan justru tidak menakutkan orang lain, tapi justru merasa tertolong oleh kekuasaan, itu konteksnya kira-kira,” ujar salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat itu.

Bagi Masduki, muslim yang sejati selalu membawa kedamaian, rahmat, dan manfaat bagi lingkungannya. “Maka kalau kemudian atas nama Islam lalu menyebabkan orang lain disalahkan, kita beribadah juga disalahkan, itu tanda-tanda bukan membawa ruh Islam yang sebenarnya,” katanya. [Vld-MLM]

Baca juga Taaruf: Understanding with Respect

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *