Direktur Ditjenpas: Jangan Lalai dengan Kejahatan Ideologi
“Walaupun saat ini kita sudah tahun ketiga tanpa ada gangguan terorisme di Indonesia, ini suatu keberhasilan, namun kita tidak boleh bangga terhadap pencapaian ini, karena bisa berdampak lalai, bisa menyebabkan petugas lalai. Kita tidak pernah tahu kapan ideologi itu bangkit lagi.”
Kalimat peringatan di atas disampaikan Yulius Sahruza, Direktur Bina Narapidana dan Anak Binaan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas), saat membuka Pelatihan Penguatan Perspektif Korban Terorisme bagi Petugas Pemasyarakatan di Yogyakarta, pada Selasa, 27/5/2025. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama AIDA dengan Ditjenpas.
Baca juga Mewaspadai Akselerasi Teroris
Di hadapan puluhan petugas lapas peserta kegiatan, Yulius menyatakan bahwa mereka berperan penting dalam membangun perdamaian di negeri ini melalui program-program pembinaan yang tepat, sehingga para narapidana kasus terorisme (napiter) tidak mengulangi pelanggaran hukumnya usai bebas.
Sebagai pembina, Yulius menyarankan agar para petugas terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga bisa memberikan sumbangsih saran kepada organisasi terkait strategi pembinaan napiter yang tepat.
“Sehingga kami (di kantor pusat: red) mengetahui perkembangan perilaku, dampak-dampak yang terjadi setelah (napiter) yang bersangkutan diberikan treatment-treatment yang ada di pemasyarakatan. Sehingga segala sesuatunya terukur,” ujarnya.
Baca juga Terorisme Bukan Konspirasi tapi Nyata Adanya
Kepada AIDA, Yulius menghaturkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin baik selama ini. Ia berharap, melalui pelatihan ini para petugas Lapas mendapatkan perspektif baru sehingga kapasitasnya dalam membina napiter semakin meningkat.
Sebagai informasi, kegiatan ini diikuti oleh 25 orang petugas pemasyarakatan yang berasal dari empat belas lapas di Indonesia yang membina napiter. (FKR)