Makna Damai di Mata Pelajar Cirebon
“Marilah kita sama-sama menjadi duta perdamaian. Karena kita semua punya tanggung jawab untuk menyebarkan perdamaian. Perdamaian bukan tanggung jawab mantan pelaku, bukan tanggung jawab korban. Tapi tanggung jawab kita semua.”
Aliansi Indonesia Damai- Demikian pesan damai Sudirman A. Thalib, salah seorang korban bom Kuningan tahun 2004 silam, dalam salah satu adegan film ‘TANGGUH’. Pesan Sudirman tersebut disambut riuh tepuk tangan para peserta Diskusi Film ‘TANGGUH’ di SMAN 1 Sumber, Cirebon, akhir Januari silam. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 75 siswa dari beberapa kelas dan aktivis organisasi ekstrakurikuler yang berbeda.
Film ‘TANGGUH’ adalah sebuah karya dokumenter yang menceritakan kisah hidup sejumlah mantan pelaku terorisme dan korbannya. Dari sisi korban, dikisahkan tentang berbagai bentuk penderitaan yang dialami akibat terkena aksi terorisme. Di tengah penderitaan itu, para korban mampu menunjukkan ketangguhan dengan bangkit melawan rasa sakit dan bersedia memaafkan pelakunya.
Baca juga Inspirasi Ketangguhan di SMAN 3 Blitar
Sementara dari sisi mantan pelaku, film ini menceritakan tentang keterlibatan pelaku dalam jaringan ekstremisme. Setelah berkecimpung cukup lama di dunia kekerasan, pelaku menyadari kesalahannya. Kesadaran itu kian menguat setelah mereka bertemu dengan para korban. Setelah menjalani proses rekonsiliasi, mantan pelaku dan korban sama-sama aktif menjadi duta perdamaian.
Setelah pemutaran film, para siswa-siswi diajak berdiskusi mengenai pembelajaran penting yang dapat diambil dari film tersebut. Salah seorang siswa mengaku semakin meyakini bahaya dari aksi terorisme. “Dampak dari aksi terorisme itu ternyata sangat tidak baik, baik dalam sektor kemanusiaan, ekonomi, dan sebagainya. Karena dapat menghilangkan nyawa seseorang dan menimbulkan luka yang fatal seumur hidup. Dan juga dapat merusak perekonomian dan masa depan anak-anak dari korban,” ungkapnya.
Baca juga Siswa SMAN 4 Blitar Siap Jadi Aktor Perdamaian
Sementara siswa lainnya merasa terkesan terhadap film tersebut karena mengajarkannya arti penting memahami perasaan orang lain. “Perubahan yang saya rasakan (setelah kegiatan), yaitu saya lebih mengerti perasaan orang lain. Jika ingin bertindak sesuatu, saya harus memikirkan perasaan orang lain terlebih dahulu sebelum saya menyakiti perasaan mereka,” tuturnya dengan tegas.
Siswa lainnya mengatakan kegiatan ini sangat positif karena mampu menumbuhkan semangat perdamaian di kalangan pemuda. “Dengan adanya kegiatan ini kita jadi lebih bisa menghargai lagi. Lebih bisa mengajak perdamaian ke semuanya. Jika ada ketidakadilan maka jangan dibalas dengan ketidakadilan pula, karena itu tidak akan menyelesaikan masalah,” tutupnya. [FAH]
Baca juga Siswa SMKN 1 Blitar: Karena Perdamaian Itu Lebih Baik