Belajar dari Pertobatan Mantan Pelaku Terorisme
Aliansi Indonesia Damai- AIDA kembali menggelar kampanye perdamaian di kalangan pelajar. Kali ini kegiatan dilaksanakan di SMAN 5 Cirebon, Jawa Barat. Hadir sebanyak 77 siswa-siswi dari berbagai kelas.
Salah satu segmen dalam kegiatan tersebut adalah kisah pertobatan mantan pelaku terorisme. Para pelajar mendapatkan pengetahuan mengenai penyebab bergabungnya seseorang ke dalam kelompok teror. Selain itu dipaparkan pula motif di balik aksi-aksi yang dilancarkan kelompok teror serta kisah tentang pertobatannya menuju ke jalan perdamaian.
Baca juga Belajar dari Pemaafan Korban
Beberapa siswa mengaku mendapatkan inspirasi dari kisah pertobatan mantan pelaku. Salah satu siswa menyimpulkan, ada beberapa faktor yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam paham kekerasan, di antaranya salah pergaulan, kurangnya perhatian keluarga, dan minimnya bimbingan agama. Selain itu, menurut dia bisa juga karena diperdaya oleh hasutan untuk membalas dendam.
Sementara itu, salah seorang siswa lainnya mengaku terkesan dengan pertobatan mantan pelaku. Di kisah tersebut, ia menyadari bahwa betapa pun kelamnya kehidupan seorang teroris di masa lalu, masih ada kesempatan baginya untuk bertobat. Menurutnya, pertobatan itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
“Faktor internal yaitu salah satunya perasaan simpati. Simpati kepada korban, simpati kepada kerusakan yang mereka sebabkan. Terus (dari) faktor eksternal, mungkin ada orang yang mengingatkan mereka, meluruskan mereka, membuat mereka kembali ke jalan yang benar,” ungkap siswa tersebut.
Baca juga Menyemai Perdamaian di Kalangan Pelajar Indramayu
Ia menambahkan bahwa dari kegiatan tersebut, para siswa bisa mendapatkan pembelajaran berharga dari kisah mantan pelaku. “Setiap orang pasti pernah berbuat salah. Pelaku-pelaku ini juga manusia biasa, sama seperti kita di sini. Pasti mereka juga pernah berbuat khilaf. Terus kita tidak boleh nge-judge orang dari cover-nya. Kita perlu tahu cerita dari sisi mereka,” tuturnya meyakinkan.
Siswa lainnya memaknai ketangguhan yang ditunjukkan oleh mantan pelaku. “Makna ketangguhan dari mantan pelaku yaitu (dia) tetap menjalani kehidupannya, walaupun dia telah melakukan kesalahan besar dalam hidupnya. Terus dia juga mengakui kesalahannya dan ingin berbenah menjadi seseorang yang lebih baik,” kata siswa tersebut. [FAH]
Baca juga Menjaga Perdamaian di Lingkungan Sekolah