Jubir Wapres Mendorong Berdakwah dengan Ibroh
Aliansi Indonesia Damai- Juru bicara Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Masduki Baidlowi, mengajak tokoh agama untuk berdakwah dengan pendekatan ibroh. Keteladanan dari kisah-kisah seseorang di masa lalu mengandung banyak pembelajaran sehingga penting diserap untuk merawat perdamaian di tengah-tengah masyarakat yang beragam.
“Metode ibroh sangat bagus sekali. Di dalam Al-Qur’an telah bertebaran ibroh-ibroh. Ini karena fitrah manusia membutuhkan keteladanan dan pembelajaran,” ujar Masduki saat menjadi pembicara kunci dalam Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Tokoh Agama yang digelar AIDA, Selasa 24 Agustus 2021. Kegiatan dihadiri puluhan tokoh agama dari wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.
Baca juga Penyintas Bom Ajak Ulama Sulsel Bangun Perdamaian
Masduki menjelaskan, Al-Qur’an telah mencontohkan sosok teladan sekaligus sosok yang tidak boleh menjadi teladan. Dari kisah-kisah itu, umat diharapkan mampu mengambil pembelajaran sehingga bisa meneladani hal-hal baik sekaligus menjauhi perbuatan buruk. “Mauidhoh seperti ini sampai pesannya. Ada sosok inspiratif seperti Nabi Yusuf, tetapi juga ada sosok seperti Fir’aun,” ucapnya.
Menurut Masduki, keistimewaan pendekatan ibroh tidak hanya karena berbasis pengalaman, tetapi juga dengan cara itu umat akan tersambung dengan sosok-sosok teladan di masa lalu. Dengan begitu, ibroh dapat menjadi sanad atau jalan yang menghubungkan generasi saat ini dengan generasi sebelumnya. “Maka itu pendekatan ibroh perlu dilakukan terus-menerus agar kita terus tersambung dengan tokoh-tokoh teladan kita,” katanya.
Baca juga Direktur AIDA: Tokoh Agama Benteng Ekstremisme
Dia mencontohkan dalam konteks Indonesia, masyarakat bisa memupuk semangat kebangsaannya dengan meneladani kisah-kisah dari sosok pahlawan bangsa. Sebagai tokoh agama, Masduki mengingatkan pentingnya membangun perdamaian dengan pendekatan sejarah teladan bangsa. “Kalau dalam nasionalisme, kita bisa berdakwah dengan kisah-kisah bagaimana negeri ini dibangun oleh pendahulu,” katanya.
Dengan semangat itu, langkah selanjutnya yang mesti dilakukan pemuka agama adalah menjaga perdamaian di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Menurut Masduki, banyak pihak memprediksi Indonesia tak akan bertahan menjadi negara kesatuan karena masyarakatnya sangat beragam. Akan tetapi prediksi itu tak pernah terjadi karena peran tokoh agama begitu besar dalam menjaga dan mempersatukan masyarakat yang beragam.
Baca juga Ulama Sulsel Prihatin Ekstremisme Agama
“Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kwan Yew, misalnya, pernah bilang bahwa Indonesia bakal hancur dan bubar karena mereka hitungannya rasional. Mereka tidak menghitung bagaimana peran tokoh agama di Indonesia ini membangun negeri dengan segala rupa. Kita juga tidak pernah membayangkan karena peran tokoh agama kita akhirnya bisa tersambung dari Sabang sampai Merauke,” tuturnya.
Ia lantas mengajak pemuka agama untuk mempererat persatuan untuk menjaga perdamaian Indonesia. Tugas bagi tokoh agama, selain menyampaikan nilai-nilai ajaran agama, juga turut menjaga persatuan dan perdamaian masyarakat Indonesia. “Selanjutnya langkah kita adalah merawat kebinekaan itu dari awal negeri ini didirikan sampai sekarang. Mari kita berbuat nyata untuk terus memperkuat perdamaian di Indonesia,” ucapnya memungkasi. [AH]
Baca juga Ketangguhan Istri Korban Bom Kuningan