Kenang Teror di Christchurch, Korban: “Ini Hari Terburuk”
Aliansi Indonesia Damai – Serangan brutal terorisme terjadi di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat, (15/3/2019). Peristiwa teror itu merenggut korban jiwa sebanyak 50 orang dan 40 lainnya luka-luka. Tragedi itu menyisakan rasa trauma dan pilu bagi para korbannya. Para imigran Muslim di Selandia Baru merasa takut bila serangan serupa berulang.
Berdasarkan pengakuan penyintas, tragedi Jumat siang itu sangat mengguncang pikiran, sulit untuk dilupakan. Salah satu yang mengalami trauma berat akibat serangan penembakan itu adalah Noor Hamzah (54 tahun). Pria yang saat kejadian mengenakan peci putih dengan setelan kaos abu-abu itu mengatakan dirinya sempat bersembunyi di balik mobil-mobil yang sedang parkir di depan Masjid Al Noor, salah satu lokasi penembakan di Christchurch. “Ini merupakan hari terburuk bagi Selandia Baru, hari tergelap,” ungkapnya pada media lokal New Zealand Herald.
Noor Hamzah sendiri merupakan imigran Selandia Baru yang berasal dari Malaysia. Ia tinggal di Kota Christchurch sejak tahun 1980 untuk keperluan studi kemudian bekerja dan menetap di sana. Saat ditanya oleh wartawan, ia mengenakan kaos abu-abu yang tengah berlumuran darah. Ia berusaha untuk menolong beberapa korban yang sedang terluka.
Sebagai seorang pendatang, Noor Hamzah merasa terkejut atas situasi mencekam yang melanda Christchurch siang itu. Pasalnya, Selandia Baru selama ini dikenal sebagai negara yang masyarakatnya paling toleran dan bisa menerima perbedaan. “Saya tidak bisa membayangkan hal itu terjadi di sini. Mungkin saya beberapa hari ke depan masih akan merasakan shock, saya berharap bisa kuat dari kejadian tersebut,” tuturnya.
Salah seorang penyintas lainnya, Mohan Ibrahim, yang saat kejadian termasuk di antara 400 orang yang tengah berdoa di Masjid Al Noor, masih merasa shock dan mengalami trauma yang mendalam. Ia berhasil kabur dari upaya penembakan. Ia tidak percaya hal itu bisa terjadi. “Kamu pikir Selandia Baru, negara yang paling aman di dunia, (nyatanya) terjadi seperti ini. Itu benar-benar tidak bisa diharapkan,” ujar Mohan Ibrahim.
Sementara itu, tim nasional kriket Bangladesh yang dijadwalkan menjalani pertandingan uji coba di Selandia Baru berhasil selamat dari aksi teror di Masjid Al Noor Christchurch. Mohammad Isam, yang berkorespondensi dengan ESPN, menceritakan bahwa ia dan para pemain timnas kriket Bangladesh sedang berjalan menuju masjid saat penembakan terjadi. Para pemain, kata dia, masih merasa terguncang dan trauma atas aksi penembakan brutal tersebut. “Setiap orang pasti merasa kaget, bahwa peristiwa terror seperti itu terjadi di sini,” kata Isam kepada Daily Sabah.
Para penyintas dan publik secara umum kini berharap kepada otoritas pemerintah Selandia Baru agar pelaku dihukum sesuai aturan hukum yang berlaku. Sehari pasca kejadian, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, bertemu dengan keluarga korban dan komunitas umat Islam di Christchurch. Ia turut berbela sungkawa atas peristiwa yang merenggut nyawa orang-orang yang sedang beribadah itu. [FS]