Komunitas Literasi Ciamis Nobar Film Tangguh
Home Berita Komunitas Literasi Ciamis Nonton Bareng Film Tangguh
Berita - 14/05/2019

Komunitas Literasi Ciamis Nonton Bareng Film Tangguh

Aliansi Indonesia Damai- Sebanyak 48 mahasiswa dari beberapa kampus di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat tampak antusias mengikuti Diskusi & Bedah Film “Tangguh” yang diselenggarakan komunitas literasi From Bego to Hero Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Ma’arif Ciamis, bekerja sama dengan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) di Gedung Serbaguna Balai Desa Imbanagara, Kabupaten Ciamis, Selasa (23/4/2019).

Mahasiswa yang hadir antara lain dari STAI Al-Ma’arif Ciamis, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Ar-Risalah Ciamis, Universitas Siliwangi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cabang Tasikmalaya, Universitas Perjuangan Tasikmalaya, dan Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna.

“Tangguh” adalah film dokumenter produksi AIDA yang mengisahkan tentang perjalanan hidup korban aksi teror bom serta orang-orang yang pernah terlibat gerakan terorisme.

Perjuangan saat mengalami ledakan bom, serta perjalanan hidup dengan menanggung sakit dan beban menjadi cacat seumur hidup dilalui para korban dengan tidak mudah. Film “Tangguh” merekam pengakuan seorang korban Bom Kuningan 2004, yang menyebutkan bahwa dampak ledakan bom tidak hanya diderita olehnya, tetapi juga oleh anaknya. Si anak pernah mengalami perundungan oleh teman-teman sebayanya lantaran kondisi ayahnya yang menjadi cacat karena ledakan bom.

Kesedihan akibat serangan teror juga berdampak pada korban tidak langsung, yaitu keluarga yang ditinggalkan oleh korban langsung. Sebuah adegan dalam Film “Tangguh” menjelaskan keterangan janda korban Bom Bali 2002 yang menunjukkan trauma buah hatinya. Si anak tidak mau makan lauk yang dibakar karena sempat melihat jenazah bapaknya yang hitam terbakar. “Anak saya yang besar itu waktu dikasih ayam taliwang itu langsung dibuang. Nggak mau, nggak mau ini, kaya Bapak,” kata wanita berkerudung itu.

Film itu juga mengisahkan bagaimana para mantan pelaku aksi terorisme berhijrah dari jalan kekerasan menuju perdamaian. Para mantan pelaku telah mengakui kesalahan masa lalunya dan meminta maaf setulus-tulusnya kepada korban. Mereka juga berharap agar masyarakat berhati-hati dan waspada terhadap paham dan ajaran keagamaan yang menyimpang seperti yang pernah mereka ikuti.

Dalam Film “Tangguh” ditekankan bahwa korban dan mantan pelaku telah melampaui kekelaman masa lalu. Mereka telah menjalin rekonsiliasi serta membangun komitmen untuk mengajak masyarakat untuk menjaga perdamaian Indonesia.

Beberapa mahasiswa tampak menutup mata dan sesekali mengernyitkan dahi saat menonton Film “Tangguh”. Mereka larut dalam kesedihan saat menyimak kisah korban.

Beberapa peserta mengaku terinspirasi atas ketangguhan dan keikhlasan yang ditunjukkan para korban. “Saya belajar banyak dari kisah korban dalam film ini. Saya merasa harus belajar  menjadi lebih kuat, tangguh, dan ikhlas dalam memaafkan. Menyimpan dendam tidak akan membuat hidup menjadi lebih tenang. Selain itu saya merasa harus lebih banyak berbuat terutama untuk mewujudkan perdamaian,” ujar mahasiswi UPI Cabang Tasikmalaya.

Dua mahasiswa STAI Al-Ma’arif Ciamis alumni Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa -yang diselenggarakan AIDA di Bandung pada 6-7 April 2019- menjadi fasilitator acara Diskusi & Bedah Film “Tangguh”. Salah satunya memetik pembelajaran dari isi film tersebut. “Pemahaman agama yang salah dan sikap yang terlalu fanatik terhadap suatu ajaran dapat menggiring seseorang pada ekstremisme dan kekerasan. Oleh karena itu, sebagai generasi muda, khususnya mahasiswa, kita tidak boleh hanya mempelajari sesuatu dari satu sumber saja. Kita harus banyak membuka pikiran untuk berbagai ilmu dan kajian,” ungkapnya.

Komunitas Literasi From Bego to Hero Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Ma’arif Ciamis, bekerja sama dengan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) menyelenggarakan Diskusi & Bedah Film “Tangguh” dengan tujuan untuk mengajak kalangan mahasiswa agar senantiasa melestarikan perdamaian, baik di lingkungan kampus maupun lingkungan sekitar. [LADW]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *