Aktivis Unesa Ajak Mahasiswa Peduli Perdamaian

Aliansi Indonesia Damai- Pelatihan pembangunan perdamaian di kalangan mahasiswa yang digelar AIDA di Kota Malang, pertengahan Maret lalu, memantik kesadaran pesertanya. Marta Aulia, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru dan mengajak masyarakat agar lebih peduli perdamaian.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah mantan pelaku terorisme dan korbannya. Mereka berbagi pengalaman hidup dan lika-liku kehidupan agar menjadi pembelajaran (ibroh) bagi mahasiswa aktivis. Kegiatan diikuti oleh tiga puluh dua mahasiswa dari tujuh perguruan tinggi di Jawa Timur, antara lain Universitas Negeri Surabaya, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Islam Negeri Malang.

Baca juga Komitmen Mahasiswa Jember untuk Perdamaian

Usai kegiatan, Marta mengatakan, dirinya bangga mendapat kesempatan mengikuti pelatihan ini. Baginya kegiatan ini bukan sekedar pertemuan antaraktivis mahasiswa, tetapi memberikan pengalaman berharga karena bisa bertemu langsung dengan mantan pelaku terorisme dan korban. “Kegiatan ini sangat berarti bagi saya, sangat inspiratif, membuka jendela pengetahuan baru bahwa perdamaian itu sangat penting,” katanya.

Dia mengaku sedih melihat kehidupan korban setelah terkena ledakan. Mereka bukan hanya harus menanggung luka fisik, tetapi juga problem psikis. Tidak mudah bagi korban menghilangkan trauma akibat ledakan. Luka fisik menurutnya bisa disembuhkan, tetapi luka psikis tak mudah untuk memulihkannya. Ia pun menyerap pembelajaran dari kisah korban.

Baca juga Dari Mahasiswa untuk Perdamaian Indonesia

Salah satu pembelajaran yang dia dapatkan adalah tentang makna pemaafan. Korban merupakan potret dari ketangguhan, karena dengan kebesaran hatinya mau memaafkan pelaku terorisme. Baginya tidak mudah memaafkan kesalahan orang lain, apalagi kesalahan yang sampai menghilangkan nyawa seseorang. “Memaafkan itu merupakan satu hal yang sangat penting dalam hidup kita. Apalagi memaafkan karena kehilangan akibat kekejian,” tuturnya.

Sebagai salah satu pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di lingkungan Unesa, dia berkomitmen akan membagikan pengalamannya dengan mahasiswa lain. Salah satu caranya adalah dengan membuat semacam kegiatan seminar atau diskusi tentang perdamaian di kampusnya. “Kegiatan ini sangat penting, harus kita adakan di universitas kita masing-masing,” katanya menegaskan. [AH]

Baca juga Asa Penyintas pada Mahasiswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *