24/10/2021

Ibroh dari Penyintas Bom: Tak Ada Kejadian di Luar Takdir

Aliansi Indonesia Damai- Segala peristiwa yang terjadi di dunia ini dalam kehendak dan dengan sepengetahuan Allah. Dengan irodah-nya, Allah melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya, termasuk peristiwa ledakan bom yang menimbulkan banyak korban. Dari setiap peristiwa, kita hendaknya mengambil pelajaran, termasuk dari peristiwa kekerasan supaya tidak ada lagi aksi-aksi kekerasan dan Indonesia tumbuh menjadi lebih damai.

Pesan itu disampaikan Imam Masjid Agung Enrekang, Sulawesi Selatan, Ustaz Abbas saat menjadi narasumber dalam acara Diskusi dan Bedah Buku La Tay’as yang digelar AIDA bersama KUA/Penyuluh Agama Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Senin (11/10/2021 lalu).

Baca juga Saat Mantan Napiter Berkisah Perjalanan Hidupnya

Narasumber lain kegiatan ini adalah mantan pelaku terorisme dan korbannya. Keduanya membagikan kisah-kisah mereka kepada para tokoh agama. Kisah mereka diharapkan menjadi pembelajaran sekaligus metode ibroh dalam berdakwah.

Saat mengulas isi buku La Tay’as, Abbas meyakini bahwa metode ibroh sangat layak digunakan sebagai cara berdakwah untuk masyarakat luas. Hal itu dinilai telah sesuai dengan tata cara berdakwah dalam ajaran Islam, yaitu dengan tutur kata yang baik, berdialog dengan kisah. Menurut dia, mantan pelaku adalah cermin nyata dari adanya terorisme, sementara korbannya adalah bukti bahwa kekerasan telah melahirkan penderitaan bagi orang yang tak bersalah.

Baca juga Dendam Tak Mengembalikan yang Hilang

“Buku ini menjelaskan hulu sampai hilir dari aksi-aksi kekerasan. Kenapa dan bagaimana ada orang yang mau bergabung dengan kelompok teroris, dan bagaimana korban dan keluarganya terdampak dari kekerasan itu. Inilah ibroh untuk membangun Indonesia yang lebih damai dan saling menghormati,” ujar alumni pelatihan pembangunan perdamaian di kalangan tokoh agama yang digelar AIDA beberapa bulan lalu.

Abbas menjelaskan, Islam adalah agama perdamaian dan tidak mungkin mengajarkan umatnya untuk melakukan aksi-aksi kekerasan atas nama apa pun. Jihad yang seringkali disalahpahami oleh kelompok ekstrem sesungguhnya ajaran yang mulia dan luhur, bukan ajaran yang selalu identik dengan kekerasan, tetapi segala perbuatan yang baik yang memberikan dampak kebaikan bagi orang lain.

Baca juga Ekstremisme Rentan di Era Pandemi

“Islam adalah agama rahmatan li ‘alamin, sangat menolak kekerasan, apa pun alasannya. Dalam Islam jihad tidak hanya dalam bentuk peperangan, melainkan juga dalam bentuk perbuatan ibadah-ibadah yang baik. Menahan nafsu, mencari ilmu, dan menafkahi keluarga itu semua termasuk dalam bentuk jihad,” ujarnya.

Dalam pandangannya, salah satu kecenderungan kelompok kekerasan adalah merasa paling benar sendiri dan melihat orang lain salah. Padahal sikap eksklusif bukanlah ajaran Islam. Ia lantas mengajak tokoh agama untuk merenungi perkataan Imam Syafi’i yang menyatakan bahwa pandanganku benar tapi ada kemungkinan salah. Sementara pandangan orang lain salah, tetapi ada kemungkinan benar. “Pernyataan ini yang harus kita pegang dan kita ambil sebagai prinsip dalam hidup kita,” katanya.

Baca juga Dialog Mahasiswa UHO Kendari dengan Ahli Terorisme

Setelah dua kali mengikuti kegiatan AIDA dan mendengar langsung pertobatan pelaku terorisme dan derita hidup korbannya, Abbas mengaku mendapatkan berkah dan pengetahuan. Salah satu pesan paling dalam yang ia dengar dari korban ketika mereka mampu memaafkan pelakunya.

“Salah satu korban mengatakan, bukan manusia bila tidak bisa memaafkan. Saya jadi ingat bahwa dalam melakukan keputusan, lebih baik salah dalam memaafkan daripada salah dalam memberikan hukuman,” katanya.

Baca juga Terorisme bukan Ajaran Islam

Ia pun mengajak para tokoh agama untuk terlibat dalam upaya-upaya pembangunan perdamaian di Indonesia. Ada salah satu doa yang sering dilantunkan umat Islam, yaitu tentang permohonan agar dihidupkan dalam suasana perdamaian, dan kelak akan dimatikan juga dalam keadaan damai sehingga dapat bertemu dengan Allah yang Mahadamai.

“Kita selalu memohon kepada Allah akan perdamaian, allahumma antas salam. Kita berharap tidak ada lagi orang yang tertarik bergabung dengan kelompok kekerasan dan tidak ada lagi korban kekerasan,” ujarnya memungkasi. [AH]

Baca juga Wawasan Wasathiyah Tangkal Ekstremisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *