Berdamai dengan Diri Sendiri
Terkadang orang lebih mudah memaafkan kesalahan orang lain daripada kesalahan diri sendiri. Perasaan menyesal tak berkesudahan kerap menjangkiti diri sehingga membuat orang terus dilanda gelisah.
M. Al-Azhari Zainal Abidin, pengasuh Pondok Pesantren Darul Abidin Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, memberikan tips sederhana agar mudah berdamai dengan diri sendiri.
“Cara yang paling bagus adalah kita kenali diri sendiri. Keilmuan kita bagaimana, kesalahan kita apa? Apakah preman boleh menjadi orang baik? Boleh. Apakah ustaz ada yang menjadi preman? Ada. Kalau udah paham itu, hilang semua trauma,” ujar Al-Azhari, dalam Pengajian dan Diskusi Film “TANGGUH” yang diselenggarakan AIDA bekerja sama dengan Ponpes Darul Abidin Lombok Timur, beberapa waktu silam.
Baca juga Akar Gerakan Islam Politik Modern
Azhari menjelaskan, dalam ajaran tasawuf terdapat konsep raja’ (pengharapan), khauf (ketakutan), dan hubb (cinta). Ada orang yang berbuat baik karena berharap mendapatkan ganjaran surga dari Allah. Ada pula yang berbuat baik karena takut siksa neraka. Kedua motif itu sama-sama bagus. “Lalu ada juga yang berbuat baik karena cinta, maka itu yang lebih bagus. Memang tingkat yang paling tinggi adalah cinta, itulah puncak keikhlasan,” ujarnya.
Menurut Azhari, orang yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri disebabkan karena belum ikhlas lillahi taala dalam menghadapi segala ketentuan Allah. Kalau orang selalu “melibatkan” Allah dalam pikiran dan tindakannya, maka ketika berbuat salah pun masih menyadari ada jalan tobat.
“Kalau pemahaman kita salah, akan sibuk menyalahkan diri kita. Dunia ini sudah tidak penting lagi. Akhirnya nggak mau ngapa-ngapain, tidak mau menikah, tidak mau bekerja, maunya iktikaf seumur hidup. Tidak seperti itu, kita hidup ini kan juga harus ideal,” kata Azhari.
Baca juga Seluruh Ideologi Dapat Melahirkan Terorisme
Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta dari kalangan santri, guru, dan alumni Ponpes Darul Abidin. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Halaqah Alim Ulama dan Pelatihan Pembangunan Perdamaian di kalangan Tokoh Agama wilayah NTB yang sebelumnya dilaksanakan AIDA. (MSY)