Menjadi Influencer Perdamaian
Aliansi Indonesia Damai- “Bagaimana anak-anak yang hadir di sini mampu memberikan dampak. Kalau anak zaman sekarang bilangnya influence bagi teman-teman yang lainnya. Influence, pengaruh bagi yang lainnya, dari apa yang nanti dipetik dan didapatkan.”
Harapan ini disampaikan oleh Muhammad Syukron, guru SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, saat membuka kegiatan “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA di sekolah tersebut pada Selasa (31/1/2023).
Baca juga Kepala SMK Plus Taufiqiyah Malang: Kedamaian adalah Rahmat
AIDA menghadirkan kisah-kisah ketangguhan para korban terorisme dan mantan pelakunya yang telah insaf. Para penyintas terorisme mampu memaafkan para pelaku dan melanjutkan hidup secara normal. Sementara mantan pelaku terorisme yang telah bertobat kini berkomitmen mengampanyekan perdamaian bersama dengan penyintas.
Syukron menyatakan, sekolahnya sangat terbuka terhadap kegiatan yang memberikan wawasan lebih kepada anak-anak didiknya, karena memberikan semacam recharge positif bagi mereka.
Baca juga Getok Tular Menyebarkan Perdamaian
“Alhamdulillah, pagi hari ini kita diberi banyak nikmat. Nikmat menambah ilmu, menambah wawasan, karena itu salah satu nikmat yang barangkali teman-teman yang lain tidak mendapatkannya hari ini,” ujarnya.
Diungkapkan Syukron, peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari beberapa elemen, di antaranya aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan juga perwakilan dari organisasi intra sekolah dan ekstrakurikuler.
Baca juga Kisah Penyintas di Mata Pelajar Malang
“Paling tidak anak-anak yang hadir di sini merepresentasikan siswa-siswi yang ada di Mutu (SMA Muhammadiyah Tujuh). Barangkali nanti terutama IPM sebagai garda terdepan di SMA Mutu dalam banyak hal, mampu memberikan pengaruh. Apa yang didapatkan dari kegiatan pagi hari ini disebarkan ke teman-teman yang lain,” katanya memungkasi sambutan. [MLM/YNWH]
Baca juga Suara Damai Pelajar Malang