31/05/2024

Naluri Menolong Sesama Insan

Aliansi Indonesia Damai- Malam itu umat Islam akan kedatangan bulan yang dinanti-nantikan, bulan suci Ramadan tahun 2017. Di sekitar Terminal Kampung Melayu sudah banyak aparat kepolisian yang sedang bertugas dalam rangka pengamanan Pawai Remaja Muslim menyongsong Ramadan. Tepatnya pada hari Rabu, 24 Mei 2017 pukul 21.00 WIB, tiba-tiba terdengar ledakan, seperti suara dentuman ban bus yang pecah.

Pada saat itu saya seperti biasa sepulang kerja dari daerah Greenville, Jakarta Barat melewati kolong fly over Terminal Kampung Melayu. Dengan spontan saya mendekat ke suara dentuman tersebut. Di sana sudah banyak aparat kepolisisan yang lari tunggang langgang pada minta pertolongan. Ada beberapa aparat kepolisian yang tergeletak di samping musala dan toilet umum di Terminal Bus Kampung Melayu. Muka mereka berlumuran darah tak berdaya.

Baca juga Kedamaian di Dalam Diri

Saya bersama beberapa anggota polisi menolong salah satu polisi yang tergeletak tak berdaya. Sekejap berikutnya terjadi lagi ledakan yang kedua sekitar pukul 21.05 WIB. Pada saat itu badan saya terasa panas. Saya raba lengan kanan saya, berlumuran darah. Telinga kanan mendengung kencang, baju dan jaket compang-camping. Seketika itu juga saya menyelamatkan diri minta pertolongan kepada orang yang berada di sekitar kolong fly over Terminal Kampung Melayu.

Pertolongan pertama, saya diantar tukang ojek pangkalan di sekitar Kampung Melayu, dibawa ke klinik terdekat dengan menaiki motor saya. Di atas motor darah saya terus bercucuran. Sampai di klinik saya ketemu dengan dokter jaga, tapi karena lukanya parah dokter menyarankan dirujuk ke rumah sakit. Sebagai pertolongan pertama, lengan saya yang luka diperban untuk menghambat darah yang mengalir deras.

Baca juga Mensyukuri “Hidup Kedua”

Dengan diantar tukang ojek, saya dibawa menuju ke arah Cawang, yaitu ke RS. Budi Asih Cililitan. Tapi, saat itu kondisi Jl. Otista sangat padat dan macet. Tukang ojek tersebut tidak bisa menembus. Pada saat itu ada petugas polisi yang sedang berada di jalan lalu saya minta tolong beliau. Akhirnya saya dibawa naik motor oleh polisi tersebut menuju RS. Budi Asih. Saya langsung dibawa ke intalasi gawat darurat dan langsung ditangani oleh dokter.

Setelah ditangani tim dokter, dibersihkan luka-luka saya, dirontgen, lalu dijahit. Di kaki ada 10 jahitan, dan luka di punggung saya ada 14 jahitan. Yang parah luka di lengan kanan saya. Keesokan harinya saya dioperasi untuk menangani luka lengan saya. Operasi tersebut kurang lebih hampir 4 jam. Menurut dokter luka saya cukup parah, yaitu putus otot tendon.

Baca juga Mengikis Kebencian Menuai Perkawanan

Selama dalam perawatan di RS Budi Asih, saya dikunjungi Plt Gubernur DKI Jakarta, yaitu Bp. Djarot Syaiful Hidayat; Ketua DPRD DKI Jakarta; Kapolres Jakarta Timur; Direktur Bank Mandiri, Bp. Heri Gunardi; kemudian Bp. Aquarius, Kepala Bank Mandiri Wilayah Jakarta Kota dan jajarannya; Pengurus Serikat Pekerja Bank Mandiri Kantor Wilayah Jakarta Kota; serta teman-teman saya perwakilan pegawai Bank Mandiri Cabang Area Jakarta Greenville. Mereka men-support dan mendoakan saya agar tetap tabah dan sabar menghadapi cobaan ini.

Saya bersyukur bisa sembuh dari luka akibat ledakan bom, juga masih bisa kembali bekerja untuk menafkahi keluarga saya. Meskipun bekas luka kadang masih terasa sakit sampai saat ini, saya sangat bersyukur atas nikmat dan anugerah Allah SWT. Trauma pastinya iya, tapi saya berusaha sedikit demi sedikit mengalahkan rasa itu.

Baca juga Merajut Hubungan Menggenggam Harapan (Bag. 1)

Demikian sedikit cerita dari saya, korban langsung serangan teror bom di Terminal Kampung Melayu, Jakata Timur yang dilakukan oleh orang-orang yang hatinya tidak baik. Semoga kejadian ini tidak terjadi lagi. Cukup kami yang menjadi korban terakhir. Saya berdoa semoga terorisme di bumi Indonesia khususnya, dan di dunia pada umumnya, dapat dimusnahkan. Amin.

Baca juga Merajut Hubungan Menggenggam Harapan (Bag. 2-Terakhir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *