Mensyukuri “Hidup Kedua”
Aliansi Indonesia Damai- Menjadi korban bom tentu tidak seorang pun menginginkannya. Tapi itu menjadi takdir Denny Mahieu, anggota aktif Korps Bhayangkara. Mengawali karir sebagai bintara, Denny sempat ditugaskan di Polda Kalimantan Selatan hingga kemudian pada tahun 2009 dipindahkan ke Polda Metro Jaya.
Mengemban tugas sebagai polisi lalu lintas kawasan Jakarta Pusat, 14 Januari 2016 pagi Denny menyusuri sepanjang jalan MH Thamrin sebelum mengamankan lalu lintas di area perempatan Plaza Sarinah dan Gedung Bawaslu RI. Ia tak pernah secuil pun berprasangka hari itu akan mengubah hidupnya dengan bubuhan luka dan dampak trauma.
Baca juga Mengikis Kebencian Menuai Perkawanan
Saat kondisi lalu lintas relatif lancar, Denny Mahieu masuk ke dalam pos. Ia terkejut melihat benda asing misterius yang terletak di sisi kanan bawah pos polisi itu. Saat hendak melaporkan benda temuannya melalui handy talkie (HT), tangan kanannya merasa tersetrum dan seolah melekat dengan meja. Dalam hitungan detik setelahnya benda asing tersebut meledak, menghancurkan bangunan pos polisi, serta mencederai sekujur tubuh Denny dan beberapa orang lain yang sedang melintas di area perempatan.
Denny pingsan. Saat sadar ia sudah berada di rumah sakit. Raganya masih utuh meskipun ada banyak luka serius di tubuhnya. Beberapa jenis operasi medis harus dijalaninya sebagai ikhtiar pemulihan sekaligus ekspresi syukur atas kesempatan hidup yang masih diberikan Allah kepadanya. Ia masih ingat betul, benda asing yang ternyata berisi bom itu sangat dekat dengan dirinya kala meledak.
Baca juga Merajut Hubungan Menggenggam Harapan (Bag. 1)
Kini bekas-bekas luka masih tampak jelas di beberapa bagian tubuhnya. Kondisi fisiknya tak lagi seprima sebelum musibah itu menimpanya. Namun ia memilih ikhlas menerimanya sebagai takdir Allah, lalu berdampingan dengan bekas luka fisik maupun trauma psikisnya.
Beberapa bulan usai musibah itu, Denny kembali menjalani aktivitasnya secara normal. Semangat hidupnya terus dipupuk oleh keluarga, rekan terdekat, hingga teman-teman sesama penyintas Bom Thamrin dan peristiwa lain yang terwadahi di Yayasan Penyintas Indonesia (YPI). Sebagai bentuk apresiasi, Korps Polri memberikan kesempatan kepada Denny untuk mengikuti pendidikan perwira polisi.
Selain tetap menjalankan tugas kedinasan, aktivitas Denny adalah berkegiatan dengan AIDA untuk mengampanyekan perdamaian kepada khalayak luas.
Baca juga Merajut Hubungan Menggenggam Harapan (Bag. 2-Terakhir)