Islam Is Peace
Home Opini Islam Menganjurkan Perdamaian
Opini - 10/12/2018

Islam Menganjurkan Perdamaian

“Tidak akan masuk surga kalian sebelum beriman. Dan, kalian tidak dikatakan beriman sebelum saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling menyayangi? Sebarkan salam di antara kalian” (HR. Muslim).

ِALIANSI INDONESIA DAMAI – Hadis di atas menunjukkan bahwa Islam mewajibkan setiap umatnya agar menjadi pribadi yang berjiwa damai serta senang untuk menciptakan perdamaian. Di mana pun, kepada siapa pun, dalam situasi apa pun, seorang muslim dituntut untuk dapat membangun perdamaian.

Seorang muslim dikatakan tak sempurna imannya bila belum menunjukkan komitmen untuk menjaga kedamaian dan keselamatan orang lain atau lingkungannya. Cita-cita atau niat baik setiap muslim pun harus dicapai melalui cara yang tidak menyakiti atau mengganggu keselamatan orang lain.

Dari segi bahasa, kata ‘salām’ dalam hadis tersebut selain bermakna sapaan kepada orang lain atau salam dalam Bahasa Indonesia, dapat juga diartikan dengan perdamaian. Anjuran menyebarkan salām sesuai hadis di atas tak ubahnya perintah untuk menyemai perdamaian di antara manusia.

Mendamaikan atau ishlāh oleh sebab itu sangat ditekankan dalam Islam. Kemajuan suatu bangsa ditentukan dari semangat warganya untuk berislah, berhenti dari pertikaian dan perang untuk menuju kepada keadaan yang damai.

Bukan soal sukses atau tidaknya suatu kaum mengupayakan islah yang diperhitungkan Allah Swt. Yang dipandang oleh Dia Yang Maha Agung adalah seberapa tinggi tingkat kerja keras manusia dalam mewujudkan islah di antara kelompok yang bertikai.

Mendamaikan orang-orang yang sedang berselisih memang bukan perkara mudah karena masing-masing pihak pasti dipenuhi ego masing-masing. Namun, umat muslim dapat meneladani Rasulullah Saw. yang hampir sepanjang hidupnya senantiasa mengupayakan perdamaian di antara kabilah-kabilah Arab yang bertikai. Hal itu beliau lakukan karena Islam yang dirisalahkan kepadanya adalah agama yang mendamaikan dan menyatukan manusia.

Dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat ke-10 Allah Swt. Berfirman:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujurat: 10).

Melalui ayat tersebut Allah Swt. mengingatkan bahwa segala bentuk perselisihan di antara umat manusia hendaknya didudukkan secara adil serta diupayakan jalan keluarnya yang paling baik dan bisa diterima oleh pihak-pihak yang terlibat.

Dalam konteks masa kini di mana kita hidup di era milenial yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, ayat di atas masih tetap relevan dan akan terus relevan sepanjang zaman. Terlebih lagi dihadapkan pada tahun politik seperti yang sedang melanda Indonesia, berbagai inisiatif untuk mewujudkan islah sesama anak bangsa sangat diperlukan.

Di dunia maya, bangsa Indonesia seakan-akan terpecah belah karena terjadi polarisasi politik. Sebagian orang tidak segan mencaci dan mengancam kelompok yang tak sejalan sikap politiknya. Tak jarang fitnah dan informasi bohong (hoax) dimunculkan dan diviralkan untuk mendukung cacian dan ancaman mereka. Gesekan antarkelompok di dunia nyata tak jarang terjadi dipicu oleh situasi konflik yang ada di dunia maya.

Baca juga: Komitmen Generasi Muda Untuk Perdamaian

Sebagai umat mayoritas, peran muslim untuk membumikan budaya cinta damai kepada seluruh bangsa dinanti. Merujuk pada hadis di atas, ada banyak hal yang bisa diupayakan umat muslim untuk mendamaikan kelompok-kelompok yang bertikai di negeri ini. Di antaranya adalah dengan menyebarkan kedamaian di sebanyak-banyaknya tempat dan kepada sebanyak-banyaknya manusia. Umat muslim mesti mengingatkan para pihak yang bertikai agar saling menyayangi meskipun berbeda pilihan politik karena sejatinya sesama bangsa Indonesia adalah bersaudara.

Dalam ayat lain Allah menegaskan:

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْواهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذلِكَ ابْتِغاءَ مَرْضاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً 

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan obrolan mereka, kecuali dari orang yang menyuruh untuk memberikan sedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perbaikan hubungan di antara manusia. Dan, barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberinya ganjaran yang besar” (QS. An-Nisa: 114).

Oleh: M. Saiful Haq, mahasiswa Pascasarjana UIN Jakarta