30/09/2020

Mahfud MD: Kuatkan Persaudaraan Melalui Ibroh

Aliansi Indonesia Damai- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, mengajak alim ulama untuk terlibat aktif dalam pembangunan perdamaian dengan mengambil pembelajaran (ibroh) dari peristiwa konflik kekerasan masa lalu. Menurut dia, Al-Qur’an mengandung begitu banyak kisah masa lalu agar umat Islam dapat mengambil pembelajaran.

“Al-Qur’an mengajarkan untuk melihat masa lalu, untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan demikian, mari kita membangun persaudaraan dengan belajar dari masa lalu,” kata Mahfud saat menjadi pembicara “Halaqah Alim Ulama: Menguatkan Ukhuwah Melalui Pendekatan Ibroh” yang digelar AIDA secara daring bekerja sama dengan Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah dan Program Doktor Politik Islam-Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (24/09/2020).

Baca juga Membangun Perdamaian dengan Wasathiyah

Penggagas gerakan Suluh Kebangsaan itu melanjutkan, peristiwa kekerasan, terutama terorisme, tidak sedikit pun memberikan kebaikan bagi semua pihak. “Terorisme tidak menyenangkan bagi siapa pun, hanya mendatangkan penderitaan bagi pelaku maupun korbannya. Pelaku tidak nyaman dengan apa yang mereka lakukan, apalagi korbannya, hanya penderitaan yang mereka peroleh,” katanya.

Oleh sebab itu ia mengajak masyarakat agar dapat mengambil hikmah dari peristiwa masa lalu. Pelbagai kekerasan yang pernah terjadi di Indonesia telah menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi korbannya. Dalam hemat Mahfud, masa lalu yang kelam begitu banyak memberikan pembelajaran untuk kebaikan dan perdamaian masa depan bangsa Indonesia. “Kita belajar, ibroh dari peristiwa masa lalu itu, dari berbagai perspektif. Masa lalu akan memberi pelajaran bagi kita,” tutur tokoh asal Pulau Madura itu.

Baca juga Imam Prasodjo: Gerakan Perdamaian Harus Dikuatkan

Menurut Mahfud, tindakan ekstremisme kekerasan berasal dari paham dan ideologi yang keliru. Anggapan yang menyebut tindakan teror sebagai jihad termasuk salah satunya. Padahal menurut Mahfud, jihad tidak hanya bermakna berperang, akan tetapi jihad adalah segala perbuatan baik yang dapat memberikan kebaikan bagi masyarakat luas. 

Ia pun mengingatkan agar jangan sampai mudah menyalahkan pandangan orang atau kelompok yang berbeda, apalagi sampai mengafirkan. Sikap semacam itu berpotensi dapat menimbulkan konflik kekerasan dan perpecahan di antara saudara sendiri. “Itu takfiri, mengafirkan orang lain yang berbeda dan menganggap itu musuhnya. Selalu menganggap yang tidak sama dengan kelompoknya sebagai kafir,” ungkapnya.

Mahfud menambahkan, kandungan Al-Qur’an sejatinya lebih banyak menghadirkan tentang sejarah dan kisah-kisah masa lalu. Hal itu menjadi bukti bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk menjadikan peristiwa masa lalu sebagai pembelajaran. “Salam Al-Qur’an banyak istilah ibroh, artinya pelajaran. Bukan pelajaran biasa, tetapi belajar dari masa lalu, mengambil hikmah dari masa lalu,” katanya menegaskan. [AH]

Baca juga Belajar dari Bom Surabaya 2018

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *